Berkaca pada Bernie Sanders, Anak Muda Ikut Gerbongnya

Aryo Seno Bagaskoro Pendiri Kaukus Pemuda Surabaya sekaligus Ketua Aliansi Pelajar Surabaya periode 2017-2019 menjadi perwakilan anak-anak muda Surabaya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Membaca Calon Kepala Daerah Bergaya Milenial
Kota Surabaya, Bhirawa
Kedudukan generasi milenial sangat diperhitungkan pada tahun politik sekarang ini. Mereka adalah bagian dari penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi, baik di tingkat daerah maupun nasional. Meski demikian, para Bakal Calon Wali Kota (Bacawali) atau Bakal Calon Bupati (Bacabup) beserta wakilnya tidak perlu membranding dirinya layaknya anak muda. Cukup menyusun program yang berpihak pada masa depan.
Ungkapan itu ditegaskan oleh Aryo Seno Bagaskoro. Pria kelahiran Surabaya, 23 Agustus 2001 ini adalah Pendiri Kaukus Pemuda Surabaya sekaligus Ketua Aliansi Pelajar Surabaya periode 2017-2019 menjadi perwakilan anak-anak muda Surabaya.
Seno, sapaan akrab Aryo Seno Bagaskoro menjelaskan bahwa hampir semua calon yang ikut dalam kontestasi Pilkada 2020 masih sibuk membranding diri seperti anak muda. “Tidak perlu lah seperti itu (seperti anak muda, red). Cukup menyusun program yg berpihak pada masa depan, itu sudah mewakili,” katanya.
Seno yang memiliki segudang pengalaman menjadi nara sumber ini pun tidak mempermasalahkan jika ada calon yang berlagak anak muda. Menurut dia, sah-sah saja dalam politik. “Tapi tentu harus bisa diukur seberapa jauh ia dekat dengan milenial. Pengukuran ini tentu bisa dilihat dari program, visi misi, kedekatan dengan anak-anak muda, dan potensi elektabilitas di lingkungan anak muda,” terangnya.
Usia calon, kata Seno, sebetulnya tidak terlalu berpengaruh. Ia pun memberikan contoh pada Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat. Dimana, calon yang didukung oleh mayoritas anak muda adalah seorang calon progresif berusia sangat tua, Bernie Sanders.
“Kalau berkaca dari Pilpres AS, calon yang didukung oleh mayoritas anak-anak muda adalah Bernie Sanders. Tapi karena programnya dinilai masuk akal dan penting untuk masa depan, anak muda ikut pada gerbong,” paparnya.
Seno menegaskan bahwa suhu politik dalam Pilkada serentak 2020 seperti irama musik yang monoton. Bagaimana tidak, pemasangan baliho di mana-mana seakan menunjukkan hanya adu apik foto saja. “Musiknya masih monoton. Pemasangan baliho dimana-mana, adu bagus-bagusan foto. Sifatnya masih terlalu biasa. Calon disodorkan pada pemilih, bukan pemilih yang aktif mengawal agendanya kepada calon,” jelasnya.
Ia melanjutkan, pola komodifikasi suara yang di dalamnya termasuk anak-anak muda ini, perlu diubah. Dan yang bisa mengubah memang segenap elemen masyarakat. “Terutama anak-anak muda untuk mau ikut serta dalam dinamika politik,” pungkasnya.
Data KPU Kota Surabaya terakhir menyebutkan bahwa daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019 sebanyak 2.131.756 orang. Dengan rincian pemilih perempuan 1.090.234 dan pemilih laki-laki 1.041.522.
Sedangkan dari kelompok usia yakni Kelompok usia <20 sebanyak 170.800 pemilih, usia 21-30 sebanyak 409.236 pemilih, usia 31-40 sebanyak 552.631 pemilih, usia 41-50 sebanyak 382.308 pemilih, usia 51-60 sebanyak 391.232 pemilih dan usia >60 sebanyak 225.549 pemilih. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: