
Kue kering produksi rumahan yang menjadi primadona disajikan tamu di Hari Raya Idul Fitri. Saat awal Ramadan sudah menerima pesanan ratusan toples.
Kab Malang, Bhirawa
Momentum Ramadan selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat, untuk memproduksi kue kering sebagai tambahan penghasilan. Sehingga berbagai macam kue kering menjadi primadona, terutama kue yang nantinya disuguhkan pada tamu datang saat Hari Raya Idul Fitri tiba.
Kue-kue yang selalu menjadi primadona saat Lebaran itu diantaranya kue kering nastar, kastangel, putri salju, lidang kucing, kue kacang, pastel kering, dan ada pula berbagai kue dan kudapan tradisional nostalgia yang mengingatkan pada hari raya disaat masa kecil.
Sehingga kue kering menjadi salah satu menu yang mulai diburu disaat Hari Raya Idul Fitri. Karena hampir semua umat muslim di seluruh dunia, khususnya di Indonesia telah menyiapkan berbagai hal dan berburu kue kering. Selain membeli jadi, tidak sedikit orang yang membuat kue kering sendiri di rumah.
Seperti produk rumahan yang melayani pesanan kue kering asal, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Laily, Rabu (29/3), kepada Bhirawa, memasuki awal Ramadan tahun ini, dirinya selalu benyak memperoleh pesanan kue kering, baik datang langsung ke rumahnya maupun melalui online.
Diawal-awal bulan Ramadan dirinya bisa memenuhi pesanan sehari bisa mencapai 200-250 toples. Berbagai jenis kue kering yang dibuat, mulai dari nastar, monde semprit ori dan keju, lidah kucing, palm sugar cookies, putri salju dan keju, coklat mente cookies hingga thumbprint strawberry.
“Dari berbagai jenis kue kering tersebut, pemesan banyak yang menyukai kue kering jenis nastar, monde, putri salju dan coklat mente cookies. Sehingga produk kue kering yang saya buat tergantung pesanan untuk jenis kuenya,” tuturnya.
Harga masing-masing kue kering, kata Laily, berbeda, tergantung jenis kue keringnya. Salah satunya jenis monde per toples Rp 40 ribu, nastar Rp 65 ribu, semprit ori Rp 35 ribu, semprit keju Rp 45 ribu, coklat mente cookies Rp 50 ribu, dan thumbprint strawberry Rp 40 ribu per toples.
Sedangkan pesanan kue kering semakin banyak pemesan pada seminggu sebelum lebaran. Namun, dirinya tidak bisa memenuhi pesanan, sehingga jika ada yang memesan ditolak. Karena pesanan sudah cukup banyak, dan produk kue kering bukan pabrikan, namun produk rumahan sehingga tidak memiliki tenaga yang cukup.
“Setiap pada momentum seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Natal, dan acara-acara besar keagamaan selalu kebanjiran order kue kering, tapi untuk order yang paling banyak di Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan di hari-hari biasa diluar acara keagamaan dan resepsi pernikahan masih ada yang pesan kue kering,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pemilik toko kue kering di wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Salamah Pujiati mengatakan, memang memasuki bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri selalu didatangi pembeli kue untuk persiapan Lebaran.
Bahkan, stok kue kering sering kehabisan, jika terlambat pengiriman kue dari produsen. “Kue kering yang saya jual di toko ini dikirim dari berbagai tempat produksi rumahan yang ada di wilayah Kabupaten Malang,” katanya. [cahyono]