Berkolaborasi Kaji Teknologi Baru Manajemen Konstruksi

Guru Besar National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Taiwan, Prof Min-Yuan Cheng bersama Dosen Teknik Sipil UK Petra saat memaparkan Teknologi Baru dalam Manajemen Konstruksi, kemarin (5/6).

Surabaya, Bhirawa
Bekerjasama dengan guru besar National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Program Study Teknik Sipil UK Petra berkolaborasi mengkaji teknologi baru dalam dunia konstruksi. Teknologi yang disebut Building Information Modeling (BIM) and Artificial Intelligence Applications in Construction Engineering ini di klaim mampu memberikan akurasi data dan gambar yang terintegrasi dalam dunia kontruksi.
Diungkapkan Doddy Prayogo, seminar yang membahas teknologi BIM ini akan memberikan manfaat dan ketertarikan dunia konstruksi maupun mahasiswa teknik sipil. “Seminar transfer ilmu dari luar negeri ini mengenai BIM dan Kecerdasan Buatan khususnya dalam dunia proyek konstruksi. Ini akan sangat bermanfaat bagi para praktisi, dosen dan mahasiswa” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketua Prodi Magister dan Doktor Teknik Sipil ini memaparkan, ilmu teknologi BIM belum popular di Indonesia. Padahal, jika teknologi BIM dapat diimplementasikan dalam proyek konstruksi, hal itu akan meningkatkan banyak keuntungan dalam segi biaya, mutu dan waktu. “Kesalahan kerja yang terjadi akan dapat diminimalisir” Sahutnya.
BIM merupakan teknologi di bidang arsitektur dan konstruksi yang dapat menyimulasikan model pembangunan dari suatu proyek dengan berbagai macam informasi yang terintegrasi. Dalam penggunaannya, BIM membutuhkan aplikasi software seperti AutoCAD untuk menunjukkan tahapan pembangunan suatu proyek yang dilihat dari sifat fisik dan fungsi secara terperinci. Sedangkan kecerdasan buatan di manajemen konstruksi untuk menyelesaikan masalah dalam proyek teknik sipil salah satunya dalam penentuan tata letak fasilitas dan keamanan pekerja di proyek konstruksi.
Hal sependapat juga diutarakan Prof Min-Yuan Cheng dari NTUST. Pihaknya mengatakan, teknologi tersebut akan mempemudah pekerja dalam mendapatkan bayangan perkembangan setiap bulan proyek tersebut. “Itu artinya akan mengehemat waktu. Sedangkan kecerdasan buatan akan memberikan keputusan dalam proyek berdasarkan data bukan berdasar intuisi atau pengalaman sang pekerja” Papar Guru Besar dari NTUST, Taiwan. [ina]

Tags: