Berpeluang Dimanfaatkan untuk Energi Terbarukan

Kenny Jeremia melakukan uji coba di Laboratorium Bioteknologi Mikroorganisme Ubaya menggunakan air dari Kawah Ijen yang diketahui mengandung mikro organisme. [ adit hananta utama/bhirawa]

Kenny Jeremia melakukan uji coba di Laboratorium Bioteknologi Mikroorganisme Ubaya menggunakan air dari Kawah Ijen yang diketahui mengandung mikro organisme. [ adit hananta utama/bhirawa]

Mahasiswa Ubaya Temukan Kehidupan di Kawah Ijen
Surabaya, Bhirawa
Kondisi yang ekstrem di kawah Gunung Ijen menimbulkan anggapan tidak ada kehidupan di sana. Anggapan itu ternyata salah. Karena faktanya, dalam air yang bersifat sangat asam itu terdapat mikro organism yang hidup.
Hal ini dibuktikan mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) Kenny Jeremia. Dia menemukan adanya kehidupan mikroorganisme dalam bentuk bakteri dan jamur. Fakta ini memang cukup mengagetkan. Sebab, kawah Ijen merupakan danau kawah yang bersifat sangat asam dan dikenal sebagai danau terbesar di dunia dengan nilai pH: 0. Dengan kondisi itu, tubuh manusia bahkan bisa larut dengan cepat. Kondisi sangat asam tersebut juga membuatĀ  kawah Ijen memiliki kandungan logam sangat tinggi.
“Selama ini yang saya ketahui bakteri hanya bisa bertahan pada tingkat keasamaan (pH) 5. Tapi bakteri ini bisa bertahan di tingkat keasamaan yang sangat tinggi,” kata Kenny saat ditemui di Laboratorium Bioteknologi Mikroorganisme kampus II Ubaya Tenggilis, Selasa (2/8).
Kenny mengaku, awal mula penemuan ini dimulai ketika dia meneliti tentang limbah jerami di Indonesia. Selama ini limbah jerami diolah menggunakan molase. Padahal molase lebih dibutuhkan untuk bahan pangan. Dari situ, dia melihat adanya kecocokan untuk mengekstraksi limbah Jerami dengan menggunakan air kawah ijen.
“Struktur dalam jerami cukup rumit dan hanya bisa di-treatment dengan PH asam. Saya berpikir mengapa tidak menggunakan sumber daya alam di Indonesia yang ada. Akhirnya saya memilih Kawah Ijen sebagai bahan untuk penelitian,” ujar Kenny.
Melalui riset ini, dia menemukan bahwa DNA dari Kawah Ijen yang dapat digunakan untuk treatment asam jerami hingga akhirnya limbah dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. “Harapan saya penelitian ini dilanjutkan lagi, terutama untuk mengubah limbah jerami menjadi energi terbarukan,” kata dia. Dalam jerami, lanjut dia, terdapat kandungan karbohidrat yang berpotensi diubah menjadi etanol.
Dosen pembimbing Kenny, Mangihot Tua Goeltommenilai, penelitian ini sangat menarik. Karena dia sendiri tidak menyangka pada kondisi yang sangat ekstrem seperti di Kawah Ijen dapat ditemukan kehidupan berupa bakteri yang dapat digunakan untuk mengekstraksi limbah jerami.
“Harapan saya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai awal untuk menemukan kehidupan di tempat-tempat ekstrem lainnya dan dieksplorasi kemampuan apa saja yang dapat berguna bagi masyarakat,” pungkasnya. [tam]

Tags: