Berpengharapan Pada “Tanggal Istimewa”

(Perwatakan Tanggal 20-02-2020 dalam Ilmu Falaq Haiah)
Oleh :
Yunus Supanto
Wartawan senior, penggiat dakwah sosial politik
Tanggal 20 Pebruari tahun 2020 (tertulis 20-02-2020), menjadi perbincangan sedunia, karena komposisi angkanya. Diburu sebagai tanggal hari kelahiran. Bagai untaian angka menghadapi cermin. Fantastik, dan niscaya hanya terjadi sehari sepanjang zaman. Dunia mengharap terjadi perubahan (positif) dalam tata pergaulan global. Segala tantangan bisa diselesaikan secara elegan. Sejak lama, bangsa-bangsa mengenal “tanggal istimewa” sebagai pengharapan.
Ke-riuh-an 20-02-2020, tak kalah dengan saat memulai pada saat memulai abad ke-21 (01-01-2000), yang disebut-sebut sebagai periode millennium. Bedanya, dunia memulai abad millennium dengan kecemasan. Disebut Year 2 Kilo (Y2K). Mencemaskan, karena aspek penyimpanan data komputer sistem penulisan tanggal, bulan, dan tahun, masing-masing dengan dua angka. Misalnya, 31 Desember 1999, biasa ditulis 311299.
Ketika tahun baru 2000, ditulis dengan 010100. Komputer akan mengartikan sebagai tanggal 1 Januari tahun 1900. Dus, mundur seratus tahun. Sejak di-program pertama kali, penulisan tahun hanya terdiri 2 angka, sebagai upaya penghematan (dan percepatan) penulisan. Effisiensi yang cukup berharga. Tetapi ke-khawatiran dampaknya sangat besar. Karena penanggalan komputer juga meliputi fasilitas strategis persenjataan (termasuk nuklir), pesawat terbang, dan akses perbankan.
Bagai kiamat digital, dijuluki sebagai periode millennium bug. Kalangan teknisi perbankan meng-atisipasi sistemik komputer pada tahun baru 2000. Termasuk Bank Indonesia. Terbukti saat melewati pukul 00:00 31 Desember 1999, display komputer menunjuk angka tahun 1900. Konon karena kecemasan itu, belanja komputer menghabiskan anggaran antisipasi senilai US$ 50 milyar. Terutama pada kantor pemerintahan, agar tidak salah dokumentasi penulisan tahun.
Eksesnya, seluruh peristiwa tahun 1999 akan menjadi museum “situs sejarah” yang telah berusia 100 tahun. Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Bill Clinton, meng-instruksikan seluruh staf gedung putih mengantisipasi millennium bug, agar tidak mengganggu kinerja pemerintahan federal. Terutama pada Departemen Pertahanan AS, serta program ruang angkasa. Konon, satelit mata-mata AS juga tidak berfungsi selama dua hari. Sistem kendali di darat tidak mampu memproses informasi dari satelit.
Tanggal Istimewa
Hal yang sama juga terjadi di seluruh Jepang, dan Eropa. Kerugian di seluruh dunia ditaksir mencapai US 300 milyar. Di Jepang, antisipasi kerusakan terhadap alat monitor PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Di kawasan PLTN di Onagawa, Jepang utara, terjadi gangguan pada alat deteksi temperatur suhu air laut. Bahkan alarm berbunyi ketika memasuki tahun baru 2000. Saat itu komputer di area PLTN Onagawa menunjuk tahun 2099. Melompat seratus tahun.
Peralatan komputer pada area PLTN yang lain di Jepang, juga error. Di PLTN Fukushima, jarum penunjuk angka tahun menjadi 2036. Di Australia, mesin tiket bus macet. Begitu pula mesin slot di arena balap di AS, juga macet total. Yang paling mengkhawatirkan, terjadi kekacauan pada sistem prakiraan cuaca di Paris (Perancis). Berbagai peristiwa “kasuistis” di berbagai negara, juga nampak diberitakan secara berlebihan. Di-kreasi seperti hoax saat ini.
Sampai negara berkembang (termasuk Indonesia) dituding akan menjadi sumber kekeliruan data, terutama akses data perbankan. Perangkat (program) komputer wajib diganti sebagai persyaratan transaksi. Realitanya, tidak terjadi ke-gaduh-an perbankan. Berbagai kartu yang dimiliki nasabah tetap aman. Kartu kredit tetap berlaku di seluruh pertokoan, termasuk toko emas dan perhiasan. Begitu pula mesin ATM tetap bisa mengeluarkan uang tunai.
Millennium bug berakhir membahagiakan pada tanggal 2 Pebruari tahun 2002, yang ditulis komputer (secara ddmmyy) dengan angka 020202. Teknisi dan program komputer di seluruh dunia merayakan hari triple 02. Bertepatan dengan akhir pekan (hari Sabtu). Menurut Primbon (prakiraan sifat) Jawa hari Sabtu merupakan hari rasa senang. Sekaligus perwatakan hari yang sulit ditebak (karena ditutupi rasa senang).
Setiap bangsa-bangsa di seluruh dunia memiliki kepercayaan terhadap hari dan tanggal istimewa. Sebagian berdasar ajaran agama. Misalnya, dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat ke-36 (QS 9:36). Terdapat 4 bulan khusus dalam setahun, dinamakan bulan “haram.” Terdiri dari tiga bulan berturut-turut, yakni, Dzulkaidah (bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah). Di Jawa disebut Sela, Sunda menyebut Hapit). Lalu bulan DzulhijjahI, bulan ke-12 (di Jawa disebut bulan Besar), Muharram, bulan pertama (Jawa Sura). Serta Rajab, bulan ke-7 (Jawa Rejeb).
Dua kumpulan hadits karya imam Al-Bukhari (nomor urut 4054), dan imam Muslim (nomor urut 1983), juga menuliskan 4 bulan haram. Ditandai sebagai bulan yang dimuliakan, dilarang berbuat maksiat, dan berperang (kecuali terpaksa, membala diri). Serta disarankan lebih banyak berbuat kebaikan, dan kemanfaatan kepada sesama. Misalnya, berpuasa pada tanggal 10 Muharram, juga dilakukan secara tradisi oleh umat Yahudi, dan Nasrani, ratusan tahun sebelum syariat Islam.
Pada syariat Islam, puasa sunnah pada hari Asyura (10 Muharram), pahalanya setara dengan 10 ribu pahala orang yang ibadah haji dan umrah, 10 ribu pahala malaikat, dan seribu syuhada’. Begitu pula puasa pada bulan Rajab, sebagai bulan pencurahan Rahmat-Nya, terutama berupa pengampunan (pertobatan). Konon penamaan Rajab, merupakan nama sungai di sorga, airnya berasa manis berkhasiat, beraroma harum.
Per-watak-an Waktu
Air sungai Rajab, hanya boleh diteguk oleh yang berpuasa (sehari) pada bulan Rajab, seraya membaca shalawat Nabi. Pada bulan Rajab (tanggal 27) juga terjadi Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, menghadap Allah SWT di Arsy. Visi utama Isra’ mi’raj, adalah perintah pelaksanaan shalat lima waktu. Pada bulan Rajab, juga disarankan berdoa, mencapai keberkahan dipanjangkan umur sampai bertemu bulan Ramadhan.
Maka sesungguhnya, berkeyakinan baik terhadap tanggal khusus, bukan sekadar mitos. Sebagian dipahami sebagai tahayul, karena keterbatasan teknologi, dan ilmu astronomi. Tetapi sebagian ulama juga menulis tanggal khusus dengan ilmu falaq (astronomi) yang menjadi pijakan ke-astronomi-an di Eropa, dan China, sampai saat ini. Antara lain kitab berjudul “Nujum wal Harakaat al-Samawiyyah,” yang ditulis oleh Abul Abbas Ahmad Al-Farghani, diakui sebagai pioner astronomi moderen.
Al-Quran, adalah catatan pertama dunia, yang menyatakan bumi dan bulan mengitari matahari. Serta bumi dan bulan berputar pula sumbunya. Sebelumnya, dunia berpaham bumi (dan bulan) tidak mengitari matahari, dan tidak pula berputar pada sumbunya. Ilmu falaq (ke-astronomi-an) dalam Islam juga disebut sebagai ilmu “Haiah,” (keadaan) yang merinci posisi, dan keadaan benda-benda langit. Di dalam “haiah” terdapat sifat-sifat khusus.
Dunia juga mengenal horoskop, dan zodiak. Diawali pada budaya bangsa di lembah sungai Eufrat (jazirah Arab). Semula, peradaban zodiak hanya mengenal 6 rasi. Yakni, Capricornus, Pisces, Taurus, Cancer, Virgo, dan Scorpio. Lalu dipecah (lebih detil) menjadi 12 rasi. Kini bertambah (bintang Ofiukus) menjadi 13 rasi, pecahan dari Sagitarius (periode 30 November – 17 Desember). Rasi ini dimotori oleh bintang Ras Alhague, dalam bahasa Arab disebut al-hayyah. Jaraknya sangat dengan bumi (47 tahun cahaya).
Tanggal 20 Pebruari 2020 (20-02-2020), masuk dalam rasi Aquarius. Salahsatunya bercirikan (perwatakan) inovatif, sekaligus sulit ditebak. Dalam primbon Jawa (dan Indonesia pada umumnya), tanggal 20 Pebruari 2020, dicermati komplet, antara pengharapan dan antisipasi “kalamangsa” (bencana). Pengharapan dipercaya bagai mitos. Termasuk kelahiran pada tanggal 20-02-2020. Banyak ibu-ibu milenial memilih operasi sesar pada proses persalinan, tepat pada tanggal 20 Pebruari tahun 2020.
Itu untuk memperoleh NIK (Nomor Induk Kependudukan) dengan penomoran dengan akses angka 20-02-20. Pada 16 digit angka pada NIK, akan lebih banyak angka 20-02-20. Dalam neptu dina Jawa, tanggal 20 Pebruari sebagai Hari Kamis Legi. Walau angat menakutkan (perwatakan Kamis), tetapi terbalut weton Legi yang humanis (enak bergaul, murah hati, dan bagai tidak pernah bersedih). Dalam horoskop Jawa termasuk dalam periode “Kawolu” (ke-8).
Catatan Primbon Jawa, bahwa perwatakan khas Kawolu, adalah solidaritas total. Menolong orang lain tanpa memperhatikan risiko. Berani menghadapi tantangan, sembari pintar menyembunyikan penderitaan batin. Perwatakannya yang sangat ramah, sampai seolah-olah bisa menenangkan hati orang gila yang sedang mengamuk.
——— 000 ———

Tags: