Bersama RPS, PLN Nusantara Power Ajari Siswa SLTA Buat Konten Kreatif

Tuban, Bhirawa
Derasnya arus informasi, membuat masyarakat atau publik, utamanya kalangan pelajar dituntut untuk memiliki kemampuan di bidang literasi informasi. Dengan memiliki bekal literasi informasi, nantinya akan dapat menguasai pelajaran bagi siswa dan pendidik dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki.
Untuk menunjang kemampuan itu, Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Tuban berkerjasama dengan PLN Nusantara Power, Kemenag, Dinas Pendidikan SMA/SMK Jatim Cabang Tuban, PT PRPP dan PT TPPI menggelar kegiatan pendidikan literasi informasi dan konten digital di SMK Mambail Futuh, Jenu Tuban (22/11). Tak hanya melibatkan siswa dari sekolah setempat, panitia penyelenggara juga mengundang siswa dari dua sekolah yang ada di Kecamatan Jenu.
Acara yang dibuka Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban, Hj Umi Kulsum itu dihadiri Ketua RPS Tuban, Khoirul Huda, Kepala SMK Mambail Futuh Jenu, serta tim dari PLN Nusantara Power.
Dalam sambutannya, Kepala SMK Mambail Futuh, Moh Maghfur Arifin SHum mengatakan, kini semua orang dapat menjadi pewarta. Seorang pewarta pada prinsipnya memberitakan atau menginformasikan ke orang lain informasi.
“Sebuah peristiwa bisa difoto dan disampaikan di media sosial. Para siswa diajarkan cara menjadi pewarta yang baik. Tidak hanya bentuk gambar, juga dalam bentuk digital. Seperti di SMK Mambail Futuh, semuanya serba digital,” ujar Moh. Maghfur.
Setelah mengikuti RPS, Kepsek berharap para peserta dapat membuat portal berita. Masih luasnya ruang di sosial media yang belum dioptimalkan, menjadi tantangan pelajar untuk berlomba membuat konten yang positif dan mencerdaskan.
“Khusus siswa SMK Mambail Futuh yang kompeten di IT, harus segera membuat rencana publikasi sekolah. RPS hari ini memberi ilmu dan harapannya mengawal dan mendampingi selama tujuh bulan sampai siswa SMK mumpuni,” jelasnya.
Selanjutnya, saat ini pelajar harus rajin membaca buku. Kosakata yang banyak akan membuat berita istimewa dan menarik untuk dibaca. Jangan menyajikan berita hoaks, karena dampaknya buruk untuk publik.
Ketua RPS, Khoirul Huda menambahkan, fungsi wartawan diantaranya melakukan edukasi. Selain mengontrol juga memberi hiburan untuk publik. Maka RPS ingin mengajak peserta untuk mau menjadi generasi wartawan.
Huda sapaan akrabnya menegaskan, dalam membuat berita hal penting yaitu memiliki dasar. Melalui kegiatan ini, peserta diminta untuk mengoptimalkan kesempatan untuk sharing dengan para pemateri.
Fenomena di sosial media juga menjadi perhatian RPS. Sebab, banyak ujaran yang kurang baik sering terlontar di dunia digital. RPS tidak ingin, para pengguna sosial media khususnya pelajar, karena ketidaktahuannya justru terjerumus dan terjerat ke UU ITE.
“Ayo belajar Bersama – sama agar kemampuan literasi informasi pelajar SMK meningkat,” katanya.
RPS Tuban ini diapresiasi Hj Umi Kulsum. Kemenag mengakui belum menyentuh hingga literasi informasi ke madrasah, dan berterimakasih kepada RPS karena telah mengawalinya.
“Ke depan Kemenag bisa kolaborasi dengan RPS Tuban dalam literasi informasi madrasah. Tuban memiliki 5 ribu guru lebih madrasah yang harus dilatih membuat konten yang menarik untuk menunjang pembelajaran yang produktif,” imbuh Hj Umi.
Pelatihan kali ini meghadirkan beberapa narasumber handal di bidangnya. Seperti, Eddy Purnomo menyampaikan materi literasi informasi, Teguh Budi Utomo menyampaikan materi jurnalistik, Arief Wibowo mengupas materi foto, dan Khusni Mubarok membedah materi video. [hud.fen]

Tags: