Bersama Slankers, Gus Ipul Ajak Nelayan Jadi Wirausahawan

Surabaya, Bhirawa
Bersama para Slankers Jatim, Calon Gubernur (Cagub) Jatim nomor urut 2 H Saifullah Yusuf, bertemu dengan ratusan nelayan di kawasan Kenjeran, Bulak, Surabaya, Rabu (28/2). Pertemuan bertajuk Silaturahmi dan Sosialisasi Gus Ipul Bersama Nelayan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi warga nelayan sehingga kelak kebijakan Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno (Puti) bisa benar-benar sesuai keinginan masyarakat.
Gus Ipul sendiri tiba di kawasan Kenjeran sekitar pukul 11.00 dan langsung disambut para slankers untuk masuk ke gang-gang sempit perkampungan nelayan. Bersalaman dan menyapa dilakukan Gus Ipul di sepanjang gang-gang sempit perkampungan padat penduduk itu. Ketika berpapasan dengan anak-anak nelayan, Gus Ipul juga menyalaminya dan mengecup kening mereka.
Di ujung gang tepatnya di pinggir laut, sebuah panggung didirikan para slanker ini. Gus Ipul lantas berdialog bersama para warga di lokasi ini. Ketika bertemu Gus Ipul, Ketua Paguyuban Udang Renon Sukolilo, Abdul Rohim mengatakan di kampungnya saat ini terdapat 154 nelayan yang memiliki perahu sederhana untuk menangkap udang rebon.
Di Kenjeran, udang rebon adalah ikan andalan yang menjadi tulang punggun mereka. “Sayangnya kalau udang rebon melimpah kami ini tidak memiliki lokasi menjemur. Akhirnya udang banyak yang busuk dan kami buang lagi ke laut,” kaya Rohim.
Selain minimnya lokasi jemur ikan, para nelayan di kawasan ini juga mengeluhkan kondisi perahu mereka yang sudah tua dan banyak yang bocor. Keluhan yang sama juga diungkapkan Hanafi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kecamatan Bulak. “Nelayan selama ini juga masih cenderung menjual ikan mentah yang murah sehingga belum menguntungkan,” ujarnya.
Terkait keluhan ini, Gus Ipul menyebut satu di antara strategi yang akan ia gunakan dalam meningkatkan taraf hidup nelayan, yakni dengan meningkatkan nilai hasil produksi. Menurut keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini, nelayan seharusnya tak lagi menjual hasil mentah, namun telah menjadikannya dalam bentuk olahan.
“Kami harus bekerja keras untuk memberikan nilai tambah hasil para nelayan. Caranya, bapaknya yang nangkap, ibunya memroses ke produk lain,” ujar mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Ia mencontohkan produk olahan ikan teripang. Untuk satu kilogram teripang basah, hanya dihargai sebesar tiga ribu rupiah. Harga ini jauh di bawah teripang yang telah diproses, yang mencapai Rp170-200 ribu perkilogramnya. “Pengolahan hasil nelayan ini bisa dikembangkan oleh ibu-bu. Nantinya, bisa dijual dengan kemasan yang bagus.” ujar Wakil Gubernur Jatim non aktif ini.
Di dalam meningkatkan nilai jual produk tersebut, Gus Ipul ingin menumbuhkan semangat para nelayan untuk menjadi wirausaha, tak sekadar sebagai pencari ikan semata. “Kami ingin menumbuhkembangkan jiwa wirausaha di kalangan keluarga nelayan. Anak nelayan akan kami bimbing menjadi pengusaha dengan menciptakan pasar,” urai Wakil Gubernur Jatim dua periode ini.
Untuk mewujudkan hal ini, pihaknya akan melakukan beberapa langkah. Pertama, ia akan memberikan pelatihan dan pendampingan untuk meningkat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kedua, pihaknya juga akan menyediakan permodalan dengan bunga yang sangat murah. “Ketiga, kami akan melakukan riset pasar untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh pasar. Pasar biasanya membutuhkan barang tertentu dengan kualitas tertentu,” ujarnya.
“Sebab, yang jadi masalah sebenarnya adalah pasar serta bagaimana memproduksi sesuatu sesuai dengan apa yang dimau pasar,” jelas kandidat yang akan berpasangan dengan cawagub Puti Guntur Soekarno ini. “Pada intinya, kami ingin ekonomi nelayan ditingkatkan melalui pemberdayaan ekonomi perempuan serta dengan mendatangkan teknologi,” pungkasnya.
Berbela Sungkawa
Sementara itu, Gus Ipul menyampaikan dukanya atas meninggalnya Jamali. Pria pendukung setia fatwa dan instruksi ulama yang menjatuhkan pilihannya untuk mendukung Gus Ipul di Pilgub Jatim 2018. “Turut prihatin atas meninggalnya Pak Jamali. Semoga keluarnya diberikan ketabahan dan beliau diterima di sisinya dengan amalan yang baik,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul mengenal Jamali sudah lama, apalagi keduanya sama-sama putra asli Pasuruan. Hampir setiap ada acara pengajian di pasuruan, Jamali selalu hadir. “Saya kenal awal itu karena dikenalkan Kiai Nawawi Abdul Jalil (Pengasuh Pesantren Sidogiri, Pasuruan). Saat itu bertemu di pengajian dan dikenalkan,” kata Gus Ipul.
Selama ini, Jamali memang dikenal selalu berada di belakang ulama. Begitu juga ketika para Kiai dan ulama menyuarakan dukungan kepada Saifullah Yusuf (Gus Ipul), maka Jamali selalu berada di depan mendukung Gus Ipul.
Saat pawai Pilkada damai yang digelar KPUD Jawa Timur pada 17 Februari 2018 silam, Jamali rela melumuri tubuhnya dengan cat hijau dan menulisinya dengan kalimat “Gus Ipul, Gubernur Jatim”. Jamali rela berjalan beberapa kilometer untuk mengantarkan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno dari posko pemenangan Gayungsari menuju ke Giant Maspion Ahmad Yani.
Sekadar diketahui, pada Selasa 27 Februari 2018 malam sebelum meninggal dunia, Jamali sempat mengeluhkan sakit pada bagian perutnya. Lalu pada jam 6.00 WIB pagi, keluarga membawa Jamali ke Puskesmas. Setelah pulang dari Puskesmas, Jamali menghembuskan nafas terakhir di rumahnya. [iib]

Tags: