Bersatu Selamatkan RI dari Darurat Corona

Laju angka korban penyebaran wabah virus Covid-19 atau Corona di negeri ini terus mengalami kenaikan. Update jumlah pasien positif virus Corona berdasarkan data terbaru dari pemerintah merujuk data hingga Sabtu (21/3/2020), jumlah orang yang positif mencapai 450 orang, 38 di antaranya meninggal dengan tambahan kasus baru dalam sehari sebanyak 81 orang. Angka tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah.
Melihat data angka yang ada tersebut, setidaknya kita publik bisa menarik kesimpulan bahwa penyebaran wabah virus Covid-19 atau Corona di negeri ini sudah terbilang sangat serius. Bahkan, bisa terkatakan Republik Indonesia (RI) darurat Corona. Setiap saat masyarakat dihantui karena jumlah penderita yang terus bertambah banyak setiap hari.
Wajar adanya, jika semakin hari kondisi dan situasi penyebaran wabah virus Covid-19 semakin menambah kepanikan dan kepenatan publik, bahkan bisa terkatakan wabah dan dampak Covid 19 sudah mulai merasuk di urat nadi kehidupan masyarakat. Situasi jalanan, pedagang kuliner, pertokoan dan mal-mal mulai legang alias sepi pengunjung dan pembeli.
Melihat situasi yang demikian, logis adanya jika akhirnya mengundang deretan keluhan masyarakat kita. Seperti saat ini, hampir bisa dipastikan keluhan soal ekonomi sudah mulai menjadi obrolan sehari-hari baik dari kalangan pengusaha, pelaku usaha kecil, buruh, sopir angkutan umum, pedagang, dan pekerja lepas. Sungguh situasi yang hampir sebelumnya tidak terbayangkan oleh semua pihak. Penyebaran wabah virus Covid-19 yang terbilang cepat telah memporak-porandakan situasi perekonomian kehidupan masyarakat.
Wajar adanya, jika melihat situasi yang terjadi saat ini, banyak pihak mengharapkan langkah konkret dari pemerintah akibat dari penyebaran virus corona ini. Sebab, jika sikap pemerintah lambat dalam penanganan pencegahan wabah Covid-19 dan tidak memiliki strategi yang tepat serta langkah kongkret terhadap dampak sosialnya, maka bisa dipastikan akan memunculkan kegaduhan di masyarakat yang berdampak pada emosional publik yang mengarah pada kemarahan pada pemerintah dan akan meningkatnya kriminalitas.
Ani Sri Rahayu
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Tags: