Bertaburan Penyedia Jasa Penukaran Uang di Lamongan

Semakin dekatnya Idulfitri 1437 H membuat jasa penukaran yang mulai bertaburan di Kabupaten Lamongan (Alimun Hakim/Bhirawa).

Semakin dekatnya Idulfitri 1437 H membuat jasa penukaran yang mulai bertaburan di Kabupaten Lamongan (Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan, Bhirawa
Satu minggu sebelum Idul Fitri di Kabupaten Lamongan mulai bertebaran penyedia jasa penukaran uang pecahan ribuan. Hal ini terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Penyedia jasa penukaran uang tersebut sangat membantu kebutuhan masyarakat menjelang hari lebaran.
Masyarakat terlihat mulai berbondong-bondong yang menukarkan uangnya untuk persiapan lebaran. Dengan tingginya permintaan uang recehan yang digunakan untuk dibagi-bagikan kepada sanak famili saat lebaran membuat bank kewalahan dalam meladeni permintaan masyarakat.
Berbanding terbalik dengan penyedia jasa penukaran uang yang menggelar di tepi jalan. Moment mendekati lebaran justru menjadi berkah tersendiri bagi penyedia jasa penukaran uang yang membuka lapaknya di tepi jalan dan hampir merata bertaburan di seluruh jalan protokol Lamongan kota.
Husein (34), warga Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Lamongan, salah satu penyedia jasa penukaran uang yang mengelar lapak di jalan Basuki Rahmat, depan Bank BRI cabang Lamongan mengatakan bahwa lapaknya mulai ramai diserbu para pemburu uang receh saat puasa memasuki sepuluh hari sebelum Hari Raya. “Sejak hari pertama puasa kita sudah buka, tapi mulai ramai baru-baru ini,” terang husein, Rabu (29/6).
Ia memperkirakan penukaran uang akan mencapai puncaknya ketika memasuki lima hari menjelang lebaran. Pria yang mengaku sudah 10 tahun menjadi penyedia jasa penukaranuang tersebut mengatakan bahwa untuk Ramadan tahun ini dirinya akan mampu menghabiskan uang Rp. 300 juta. “Kalau pas ramai-ramainya ya bisa habis 50 juta sehari mas. Puncaknya lima hari sebelum lebaran itu ramai-ramainya. Untuk tahun ini mungkin 300 juta habis,” bebernya.
Lebih lanjut Husein menatakan, untuk memenuhi permintaan uang receh terebut, dirinya mengambil dari seoang agen asal Surabaya.Buka mulai jam 8 pagi. sampai jam 4 sore. Untuk setiap penukaran uang, dirinya memungut biaya jasa sebesar Rp. 10 ribu. “Ambil dari agen di Surabaya. Ongkos jasanya 10 ribu untuk penukaran seratus ribu, jadi bukan jual beli, tapi membayar jasa penukaran,” bebernya.
Namun menurutnya, penukara uang pada Ramadan tahun ini jauh lebih menurun jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Jatuhnya Ramadan yang berbarengan dengan tahun ajara baru ditengarai menjadi salah satu penyebab menurunnya antusiasme masyarakat. “Lebih ramai tahun lalu, Mungkin karena bersamaan dengan pendaftaran sekolah. Terus tentang adanya isu uang palsu juga,” jelasnya.
Sementara itu, Suli, Warga Kecamatan Turi Lamongan, mengatakan bahwa dirinya memilih menukarkan uang di pinggir jalan karena sejumlah Bank di Lamongan sudah tidak melayani penukaran uang sejak Kamis (23/6) yang lalu, sekalipun itu nasabah Bank tersebut. “Saya tadi dari bank, sudah tidak melayani penukaran uang sejak kamis lalu,” terang suli. [mb9]

Tags: