Foto: ilustrasi
Kota Malang, Bhirawa
Kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral bukan sesuatu yang mudah dipahami, sehingga Pimpinan Perwakilan BI di daerah harus mampu berkomunikasi dengan baik agar bisa menjelaskan secara utuh kebijakan BI yang sedang dibahas atau dilakukan.
Itulah sebabnya, BI harus menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui media masa, dalam hal ini wartawan di daerah.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, ketika memberikan sambutan dihadapan 236 wartawan daerah, belum lama ini, mengatakan, salah satu tugas utama BI adalah menjaga agar inflasi tidak sampai tinggi sehingga tercipta stabilitas nilai rupiah.
“Wartawan memiliki peranan penting dalam ikut menjaga inflasi, makanya melibatkan wartawan, dalam menyampaikan informasi harus dilakukan,”tuturnya.
Karena itu, BI menyampaikan terimakasih kehadiran wartawan untuk pelatihan ekonomi Indonesia dari BI, selama tiga hari, 3-5 di Jakarta.
Pihaknya menjelaskan apabila inflasi tinggi, maka yang didapat masyarakat akan turun. Ia menganologikan jika dalam sebulan sebuah keluarga mengonsumsi 2 kg telur per dua minggu , akibat inflasi bisa berkurang menjadi 1 kg per dua minggu.
Menurut Mirza, BI melakukan survei di 82 kota. Terdapat 800 item kebutuhan pokok yang disigi.
Selain itu, BI juga menjaga makro prudensial melalui pengawasan kesehatan perbankan. Meskipun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga melakukan pengawasan, namun ada perbedaan yang dilakukan.
Jika OJK melakukan pengawasan secara periodik seluruh bank, BI hanya bertugas mengawasi sebagian bank saat ada sesuatu yang dianggap perlu.
“Yang penting jangan sampai persoalan tersebut mengganggu stabilitas ekonomi,” ujarnya.
Pelatihan yang bertajuk ‘Temu Wartawan Daerah Bank Indonesia’, ini mendatangkan para jajaran deputi BI. Mereka tidak hanya memberi materi, namun juga berdiskusi untuk membahas persoalan yang sedang terjadi.
Selain itu, para wartawan juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi Museum Bank Indonesia. [mut]
