BI Jatim Akan Pelopori Sistim Pembayaran Non Tunai

Surabaya,Bhirawa
Tekad Bank Indonesia (BI) Jatim untuk menjadilan pembayaran non tunai membumi di masyarakat Jatim tampaknya sudah bulat, untuk kepentingan tersebut BI Jatim bertekad akan menjadikan pembayatan non tunai jadi tuan rumah di negeri sendiri.

Tekad yang membaja disampaikan langsung Kepala Kantor Perwakilam Wilayah (KPW) Jatim Difi Ahmd Johansyah pada acara pertemuan tahunan bank Indonesia Provinsi Jatim Kamis (3/12) secara Virtura via zoom di hotel Shangri La Surabaya.

Menurut Difi, Jatim harus mempelopori pembayaran non tunai menjadi tuan rumah di negeri sendiri, hanya saja non tunai disini tidak secara drastis atau revoluusioner tapi bertahap atau secara evolusioner. Artinya penggunaan uang rupiah masih tetap berlaku dalam hal ini khususnya uang yang nominalnya kecil sedanhkan yang nominalnya besar inilah yang akan dilakukan secara non tunai

Hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa negara yang memberlakukan pembayaran non tunai namun mereka masih melakukan cetak uang kertas. Karenanya bagi umat muslim yang biasanya setiap lebaran menukarkan uang baru untuk dibagi bagikan masih tetap ada dan masih akan berlaku setiap tahunnya, sehingga masyarakat muslim di Jatim bisa berlebran seperyi biasanya bisa menukarkan uang gress untuk dibagi bagikan saat mudik lebaran.

Melalui pertemuan tahunan yang digelar secara virtual yang bertemakan “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi Jawa Timur”
Difi menyatakan optimis Sinergi kebijakan Pemerintah Provinsi/Daerah dan Lembaga/ Otoritas di Jawa Timur dapat mempercepat pemulihan perekonomian Jawa Timur dan menopang Pemulihan Ekonomi Nasional.

Lebih lanjut dikatakan,
hasil Survei Bank Indonesia turut mengkonfirmasi V-Shaped Recovery Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III 2020. Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) dan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilaksanakan Bank Indonesia, juga mengindikasikan perbaikan aktivitas usaha dan penguatan penjualan eceran Jawa
Timur pada triwulan III 2020.

Hal ini juga tercermin dari membaiknya kinerja lapangan usaha ułama Jawa
Timur seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Konstruksi. Selain iłu, lapangan usaha Akomodasi dan
Mamin serta Transportasi yang sebelumnya terkontraksi sangat dalam juga sudah menunjukkan perbaikan / pemulihan.

Sektor Pariwisata juga sudah menunjukkan perbaikan namun masih terkontraksi sejalan dengan masih terbatasnya aktivitas masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata.
Momentum pemulihan ekonomi nasional perlu terus didorong dengan memperkuat sinergi membangun optimisme oleh semua pihak baik Pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, telah berhasil menjaga resiliensi dan percepatan pemulihan perekonomian yang diwujudkan dengan percepatan realisasi anggaran hingga triwulan III 2020 baik dari Sisi APBN, APBD, maupun Kab/kota.

Realisasi belanja daerah di Provinsi Jawa Timur di Triwulan 111-2020 mencapai 65 persen, termasuk yang tertinggi dibandingkan dengan realisasi provinsi lain, yang hanya berada di kisaran 50 persen. Dari Sisi pembiayaan, restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh perbankan telah diberikan kepada 2,4 juta nasabah di Jawa Timur dengan nominal kredit sebesar Rpl 06,4 triliun.

Dari Sisi moneter, Bank Indonesia mendukung pemulihan perekonomian daerah dengan mengawal pembukaan sektor prioritas secara aman, mendorong penguatan promosi ekspor/substitusi impor, dan memperluas digitalisasi pembayaran.

Seiring bertumbuhnya optimisme dan sinergi yang senantiasa dilakukan oleh seluruh stakeholders,

Pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2021 diperkirakan tumbuh positif, lebih baik dibandingkan tahun 2020. Untuk mendukung hal tersebut Bank Indonesia Jawa Timur ke depan akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kestabilan harga bekerjasama dengan pemerintah daerah, penguatan T PD, dan perdagangan antar daerah, serta pengembangan klaster komoditas strategis.

Bank Indonesia juga terus mendorong ekonomi digital untuk menjadikan Jawa Timur menjadi smart province melalui Percepatan dan perluasan digitalisasi daerah (Elektonifikasi Transaksi Pemerintah/ETP),

Perluasan elektronifikasi transaksi pembayaran (QRIS), On-boarding UMKM, serta Digitalisasi UMKM. Lebih lanjut, Bank Indonesia juga akan meningkatkan sinergi dengan berbagai pihak, yaitu Penguatan Ekonomi Syariah (dengan KSBP, Pondok Pesantren, dan OPOP), Riset dan survei dengan berbagai lembaga, Penguatan Rumah Kurasi, serta bersinergi dengan OJK untuk penguatan literasi dan inklusi keuangan.

PTBI diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia. Paparan ini sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia.

Pertemuan dihadiri oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Ketua DPD RI, Ketua DPRD Provinsi dan Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Timur, Kepala Kantor OJK, BupatiANaIikota seluruh wilayah Jawa Timur, Konsulat Jenderal, Ketua PBNU dan Muhammadiyah, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pimpinan perbankan dan korporasi nonbank, dan akademisi,

Dalam kesempatan penyelenggaraan PTBI, Bank Indonesia juga memberikan penghargaan (BI Award) tahun 2020 sejumlah 23 penghargaan dalam 1 1 kategori di bidang pengelolaan stabilitas moneter dan sistem keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang Rupiah, pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah, serta pendukung kebijakan Bank Indonesia dan kontribusi perorangan.

Penghargaan ini dilakukan secara tahunan, disatukan dengan acara PTBI, sebagai apresiasi dan sekaligus pengakuan nasional kepada para mitra kerja yang telah mendukung pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia.

Penghargaan ini juga merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan para pelaku ekonomi yang bersama-sama Pemerintah (Pusat dan Daerah), OJK, dan LPS sebagai upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Panitia Publikasi dan Media PTBI 2020.(ma)

Tags: