BI Jatim Gandeng Berbagai Pihak Jaring Ribuan Nadir Pengelola Wakaf

Kepala Perwakilan Wilayah BI Jatim Difi Ahmad Johansyah (pegang mik) saat BBM di hotel Mercure

Surabaya, Bhirawa
Ternyata, Jawa Timur (Jatim) yang gencar menggelorakan dan menggalakkan tumbuh kembangnya wakaf, belum memiliki Nadir atau pengelolanya secara memadai. Hal tersebut terungkap dari Kepala Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indoneaia (BI) Jatim Difi Ahmad Johansyah yang ditemui usai acara rutin Bincang Bareng Media (BBM) di hotel Mercure Jl Raya Darmo No.68-78 Surabaya, Jumat (23/11).
Lebih jauh orang nonor satu di jajaran BI Jatim ini menjelaskan, bahwa melihat dari luas wilayah dan antusiasnya masyatakat Jatim akan Wakaf, apalagi kini persoalan wakaf ini semakin berkembang dari konotasi ansich wakaf tanah, kini bisa barang bergerak seperti mobil, motor dan lain sebagainya, dan juga bisa uang maka diperlukan tenaga Nadir yang jumlahnya ribuan,” ini baru tingkat Jatim saja ya bukan nasional,” tegas penggila kopi ini.
Jujur diakuinya, sekian ribu tenaga kerja ini memang dibutuhkan skill yang mumpuni, jadi bukan hanya sebagai penjaga yang pasif dan hanya melayani. Namun dibutuhkan orang yang punya kemampuan pengelolaan secara profesional juga kreatif untuk menumbuh kembangkan wakaf tersebut, sehingga nantinya selain wakafnya berkembang jadi perusahaan besar atau apalah, yang jelas bisa membantu menguangi tenaga pengangguran yang sampai saat ini masih menjadi momok yang menakutkan.
Difi yakin, dengan demikian maka akan terjadi multiple efek positif ganda, satu sisi bisa membentuk tenaga Nadir profesional juga bisa menciptakan tenaga kerja yang tidak sedikit,” Apalagi ternyata wakaf itu bukan hanya tanah namun juga barang yang bergerak dan uang maka sangat diperlukan adanya tenaga pekerja yang sangat banyak,” imbuhnya.
Pemikiran yang cukup briliant tersebut akan dimanifestasikan pada acara rutin tahunan BI yakni, Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) berskala nasional yang diprakarsai oleh Bank Indonesia, dan kini ternyata telah memasuki tahun kelimanya. Dengan mengambil tema “Strengthening National Economic Growth : The Creation of Halal Value Chains and Innovative Vehicles”, kegiatan ISEF 2018 akan berlangsung pada tanggal 11-15 Desember 2018 di Grand City Convention Hall & Exhibition Center Surabaya.
Terdapat dua kegiatan besar dalam ISEF, papar Difi. yaitu Sharia Forum dan Sharia Fair. Sharia Economic Forum terdiri dari beberapa kegiatan terkait dengan forum diskusi ekonomi syariah tingkat nasional-internasional, sedangkan Sharia Fair terdiri dari kegiatan expo UMKM, talkshow serta showcase pengembangan ekonomi syariah.
“Pada tahun 2018, kami ingin ISEF menghasilkan produk yang konkrit untuk membangun infrastruktur ekonomi syariah, khususnya di Jawa Timur,” tutur Difi pada kesrmpatan tereebut.
Sejalan dengan tema dan tujuan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim bekerjasama dengan instansi terkait memprakarsai sejumlah inisiatif terkait sertifikasi halal, wakaf dan nadzir (pengelola wakaf), Dewan Pengawas Syariah serta elektronifikasi internal
(closed-loop).
“Di tahun 2018, Kantor Perwakilan BI Jatim bekerjasama dengan LPPOM-MUI, Disperindag dan Dinas Koperasi dan UKM berkomitmen untuk memberikan sertifikasi halal kepada 100 UMKM di Jawa Timur. Prosesi penyerahannya, nanti akan dilakukan pada ISEF 2018. Selain itu, di ISEF 2018 juga akan dibuka pendaftaran untuk UMKM yang ingin mendapatkan sertifikasi halal di tahun 2019,” tambahnya
Hal tersebut diamini oleh Sugiyanto dari LPPOM MUI. “Banyak produk UMKM yang ternyata kesulitan mendapatkan sertifikasi halal karena belum mengerti persyaratannya. Jadi, kami juga akan memberikan edukasi terkait hal ini,” tutur Sugiyanto.
Selain pendaftaran sertifikasi halal, pada ISEF 2018 juga akan tersedia Pendaftaran Nadzir (pengelola wakaf) bekerjasama dengan Badan Wakaf Indonesia.
“Wakaf sekarang tidak hanya lagi terkait tanah, namun juga bisa wakaf uang. Memperhatikan tren wakaf yang terus meningkat, maka kebutuhan nadzir pun juga meningkat,” tutur Supriyadi dari Badan Wakaf Indonesia Jawa Timur.
Tren wakaf yang terus meningkat ini tak lepas dari peran perbankan.
“Wakaf itu mudah. Syariah pun juga telah menjadi lifestyle. Saat ini, masyarakat bisa dengan mudah berwakaf melalui aplikasi yang disediakan perbankan,” tutur Gunawan, Kepala Kanwil Bank Mandiri Syariah yang diamini pula oleh M. Yusrah dari Bank CIMB Niaga Syariah Jawa Timur.
Di ISEF 2018 juga akan dibuka pendaftaran Dewan Pengawas Syariah (DPS). “Saat ini, jumlah DPS masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah institusi keuangan syariah.
Sehingga, penting bagi kita untuk melakukan penguatan kelembagaan institusi keuangan syariah,” jelas Dian Berkah dari Dewan Syariah Nasional yang bekerjasama dengan Bank Indonesia.
Selain itu, sejalan dengan tugas Bank Indonesia untuk mendorong transaksi non tunai, pada ISEF 2018, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim juga akan membuka pendaftaran Klinik Non Tunai. “Pada tahun 2018, KPw Jatim telah berhasil mendorong dan memfasilitasi penggunaan e-nura sebagai alat pembayaran non-tunai di lingkungan pesantren.
Memperhatikan animo masyarakat yang cukup tinggi dan dalam rangka mendorong penggunaan alat pembayaran non-tunai di lingkungan terbatas (closed-loop), pada ISEF 2018, KPw Jatim juga membuka pendaftaran klinik non-tunai untuk lembaga atau komunitas yang nantinya pada tahun 2019 akan dibantu difasilitasi oleh KPw Jatim,” jelas Difi.
Dalam rangka menyambut ISEF 2018, Bank Indonesia akan melakukan sejumlah kegiatan diantaranya Bedah Buku Asma Nadia “Cinta Dalam 99 Nama-Mu” di Gramedia Expo pada tanggal 24 November 2018, lomba poster, animasi, fotografi produk, serta pawai ISEF pada Car Free Day di Jalan Taman Mayangkara tanggal 2 Desember 2018.
“Kami mengundang masyarakat Jawa Timur untuk turut serta meramaikan kegiatan ISEF. Kami juga membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin mendaftar untuk mendapatkan sertifikasi halal UMKM, menjadi nadzir, Dewan Pengawas Syariah ataupun konsultasi elektronifikasi untuk datang ke ISEF 2018 pada tanggal 11-15 Desember 2018 di Grand City Surabaya,” pungkas Difi Ahmad Johnsyah.(ma)

Tags: