BI Jember Tampilkan Virtual Fashion Show Busana Muslim Batik Lokal Jember

Gelaran virtual Fashion Show Busana Muslim Batik Lokal Jember yang digelar oleh BI Jember dalam rangkaian kegiatan Road To Fashion Syariah 2020, dia aula serba guna BI Jember, Jumat (25/9) malam

Road To Fashion Syariah 2020
Jember, Bhirawa
Bank Indonesia Jember angkat busana muslim berbahan dasar batik lokal Jember dalam virtual Fashion Show, yang digelar di gedung serba guna BI Jember, jumat (25/9) malam. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Road to Fashion Syariah (Fasyar) Java 2020 yang bertujuan untuk membangkitkan kembali UMKM utamanya sektor fashion di masa pandemi Covod 19.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo mengatakan, pandemi covid 19 yang sudah berjalan selama 6 bulan ini, memberikan dampak terhadap perekonomian UMKM. Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan UMKM, sekitar 56 persen UMKM mengalami penurunan omset penjualan, termasuk UMKM dibidang fashion mengalami penurunan penjualan 90 persen.

” Sejatinya, pengembangan UMKM sektor fashion bukan tanpa peluang. Berdasarkan data Global Islamic Economi Indicator, posisi Indonesia terkait produk halal adalah sebagai big market bukan big player. Dari 6 industri yang diukur, hanya industri keuangan dan industri kosmetik obat-obatan yang masuk dalam 10 besar produsen, sedangkan sisanya masuk dalam 10 konsumen termasuk fashion ini,” ungkapnya.

Global Islamic Ekonomic Report juga menyebut, kosumsi pakaian muslim dunia sebesar US 270 Miliar dengan share ke Indonesia sebesar US 20 Milyar dengan laju pertumbuhan sebesar 18,2 persen per tahunnya.” Berdasarkan data ini, peluang Indonesia menjadi big player bukan hanya sebatas big market industri halal dibidang fashion, masih terbuka lebar. Dalam kondisi saat ini, diperluakan upaya yang optimal dalam memanfaatkan peluang yang ada,” katanya.

Oleh karena itu kata Hestu, dalam virtual fashion show saat ini, Bank Indonesia Jember ambil peran dalam mempromosikan produk busana muslim berbahan batik Jember yang memiliki kwalitas bersaing dengan daerah lain.” Ada 25 busana muslim batik rancangan designer nasional Geraldus Sugeng dan Enriko yang ditampilkan dengan bahan batik hasil karya 25 pembatik binaan BI Jember yang berada di 9 kecamatan (Umbulsari, Jelbuk, Rambipuji, Kaliwates, Sumbersari, Ambulu, Ledokombo, Jombang, Silo),” ungkapnya pula.

Hestu berharap kegiatan virtual fashion show ini menjadi trigger bagi pelaku UMKM di Jember untuk bangkit dan produksi meskipun dimasa sulit seperti saat ini (pandemi covid 19).” Fashion ini memiliki potensi yang cukup besar, apalagi disebutkan Indonesia menjadi salah satu kiblat fashion muslim dunia.
Sehingga dengan bahan dasar batik yang didesaign menjadi busana muslim, menjadi trigger bagi pegiat batik Jember untuk terus berkarya meski dimasa pandemi,” harapnya.

Hestu juga menyebutkan, dari 25 batik hasil karya pembatik lokal Jember akan dinilai oleh para desaigner, untuk diikutkan dalam fashion Internasional New York Counture Fashion Week.

Virtual Fashion Show yang digelar oleh Bank Indonesia Jember, mendapat respon positif dari Founder & CEO Tenun Gaya Wignyo Rahaldi, Jenahara Nasution Creative Direktor of Jenahara dan Itang Yunas Fashion Designer yang menyaksikan fashion show busana muslim batik secara virtual.

Menurut Wignyo Rahaldi, fashion busana muslim berbahan batik terkesan lebih modern. Bahkan Wignyo mengaku, peluangnya pasarnya sangat besar untuk fashion batik di pasar global.’ Batik ini umumnya dibuat untuk fashion pesta, tapi kali ini dirancang untuk fashion muslim, sangat terkesan sekali. Namun karena saya melihat gelaran fashion show secara virtual kali ya, sehingga kesan etniknya sedikit sekali dan lebih ditonjolkan motifnya,” kesan Founder & CEO Tenun Gaya.

Hal senada juga disampaikan oleh Jenahara Nasution Creative Direktor of Jenahara. Menurut Jenahara, peluang batik khususnya pasar dalam negeri sangat besar. Apalagi batik ini sudah dikenal sebagai warisan budaya Indonesia.” Kesan yang apik dalam gelaran ini, perpaduan warna batik yang ditonjolkan oleh desaigner sangat bagus, sehingga sangat cocok untuk market dalam negeri khususnya dan internasional. Saya optimis fashion Indonesia akan menjadi kiblat fashion dunia,” kata Jenahara.

Desaigner ternama Itang Yunaz juga memberikan respon positif terhadap gelaran fashion busana muslim batik Jember. ” Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri, bahwa pegiat batik di Jember mampu menghasilkan karya yang sangat luar biasa, dipadu dengan desaign hasil karya Gerladus Sugeng sehingga menghasilkan karya fashion yang apik,” pujinya.

Itang Yunaz juga mengapresiasi upaya BI Jember yang memberikan ruang bagi UMKM Jember untuk terus berkarya di bidang fashion. ” Saya berpesan kepada para pegiat batik, untuk terus berkarya. Tonjolkan history batik secara runtut jangan setengah-setengah, sehingga tidak mudah untuk ditiru orang lain,” pesan Itang Yunas singkat.(efi)

Tags: