BI Kota Malang Sosialisasikan Bank Sentral Lewat Wayang

Para pesinden pendukung wayangan yang digelar Kantor BI Malang kahir pekan kemarin.

Para pesinden pendukung wayangan yang digelar Kantor BI Malang kahir pekan kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Kepala Bank Indonsia (BI) Malang, Dudi Herawadi, kepada wartawan, Sabtu (28/11) kemarin mengatakan jika BI ingin memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bank setral melalui berbagai media, termasuk menggunakan seni budaya berupa wayang kulit.
“Ada pesan yang ingin disampaikan melalui pagelaran wayang kulit ini, yang terkait dengan kebanksentralan, selain itu kita juga ingin membuktikan jika BI memiliki keperdulian terhadap budaya jawa,”tutur Dudi Herawadi.
Ditambahkan dia, even ini digelar dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat Malang dan sekitarnya, terkait dengan tugas maupun peran Bank Indonesia sebagai bank sentral, yang sekaligus mendukung dunia pariwisata.
“Kali ini yang menjadi icon adalah Kota Batu, jadi yang kita inginkan adalah selain Kota Batu sebagai Kota Waisata tetapi sebagai Kota Budaya, makanya gelaran Wayang Kulit ini dilaksanakan di Baru,”tutur Dudi Herwadi.
Kegiatan Edukasi Kebanksentralan yang dikemas dalam pagelaran wayang edukasi dengan tajuk Wayang Sepektakulit, mengambil lakon “Gatotkaca Kelana Jaya,” dengan dalang, Yakut Jedher, dalang muda dari Banyumas, Jawa Tengah.
Pagelaran tersebut diiringi 33 sinden, yang merupakan kalaborasi sinden dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, bisa jadi wayang kulit seperti ini jarang terjadi, karena jumlah sindenya yang tidak biasa.
Pagelaran yang dihelat dihalaman Dinas Perumahan Kota Batu, Jalan Sultan Agung nomor 8 Batu itu, berjalan sangat meriah tidak hanya masyarakat umum, pagelaran wayang juga dihadiri oleh unsur Muspida dan Tokoh Masyarakat di Malang raya perwakilan siswa SMA dan SMP perwakilan perbankan serta para pelaku usaha, yang selama ini menjalin kerjasama dengan dunia perbankan.
Pada sesi edukasi kebanksentralan, diberikan penjelasan mengenai peran Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran antara lain informasi mengenai Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR), cara memperlakukan uang dengan baik, atau yang sering disebut dengan 3D, Didapat-Disimpan-Disayang, dan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
GNNT sendiri adalah gerakan yang diinisiasi Bank Indonesia untuk meningkatkan penggunaan instrumen pembayaran non tunai, diantaranya dengan pengunaan APMK atau Alat Pembayaran Menggunakan Kartu, seperti seperti kartu kredit, kartu debit serta penggunaan uang elektronik E-Money.
“Melalui kegiatan edukasi kebanksentralan ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemahaman ciri keaslian uang Rupiah, dan perlakuan uang Rupiah yang baik dan manfaat instrumen pembayaran non tunai,” tutur Dudi Herawadi.
Sebelum pementasan wayang, acara juga di tandai dengan penyerahan bantuan sarana permodalan sebesar Rp50 juta kepada kelompok UMKM Andamel Mulyo. [mut]

Tags: