BI Nilai Lamongan Kerangka Penting Perkonomian Jatim

Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Benny Siswanto menyerahkan cinderamata kepada Bupati Fadeli.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Benny Siswanto menyerahkan cinderamata kepada Bupati Fadeli.

Lamongan Bhirawa
Bank Indonesia (BI) memandang penting posisi Lamongan dalam kerangka ekonomi Jatim. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Benny Siswanto kemarin saat beraudiensi dengan Bupati Lamongan Fadeli di ruang kerja bupati.
Benny Siswanto saat itu hadir bersama wakilnya di Bidang Ekonomi dan Keuangn Suko Wardoyo dan Ketua Tim Pengembangan UMKM Budi Widiharto. Sedangkan dari Pemkab Lamongan terlihat hadir Sekkab Yuhronur Efendi, Asisten Ekonomi Pembangunan Mochammad Faiz Junaidi bersama sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Benny menuturkan, Lamongan bersama Fadeli cukup memiliki nama dan banyak meraih award. “Kedatangan kami kesini untuk berdiskusi dengan Pak Bupati (Fadeli) terkait potensi dan program unggulan Lamongan sehingga bisa di in line-kan dengan Program BI. Terutama terkait tata niaga pangan dan pengendalian inflasi, ” katanya, Rabu (20/5).
Di Jatim, katanya melanjutkan, pihaknya (BI) akan terus keep in touch, terutama dengan beberapa daerah yang jadi tulang punggung di Jatim. Termasuk Lamongan yang menjadi penyumbang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Jatim.
Dia juga menyebut untuk pertama kalinya, selama tiga bulan awal tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Jateng lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Jatim. Begitu pula inflasi Jatim juga lebih tinggi dibanding Jateng.
Melalui kunjungannya tersebut, dia juga ingin agar ada networking antar pemerintah daerah, dalam hal ini Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sehingga informasi terkait tata niaga di setiap daerah bisa cepat diketahui dan segera ditindaklanjuti.
Karena menurut dia, produksi pangan di Jatim cukup tinggi, sehingga seharusnya tidak ada masalah dari sisi produksi pangan.  “Selama ini TPID masing-masing daerah jalan sendiri-sendiri. Networking ini bisa dilakukan, tapi butuh waktu dan komitmen, ” kata Benny.
Fadeli menyebut Lamongan memiliki Program Gemerlap untuk melakukan pemerataan ekonomi di pedesaan. Program ini, menurut dia, untuk mendorong potensi yang ada di desa.
Di Lamongan, produksi padi tahun lalu mencapai 1,028 juta ton gabah kering giling dengan nilai produksi sebesar Rp 4,421 triliun. Untuk jagung, produksinya mencapai 235.125 ton dengan nilai produksi Rp 681,862 miliar. Sedangkan komoditi kedelai, produksi tahun lalu mencapai 30.632 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 208,297 miliar.
Selain itu, dia menyebut investasi swasta di Lamongan terus tumbuh, tidak hanya di kawasan pantura. Di kawasan selatan akan segera beroperasi pabrik gula dengan kapasitas produksi sebesar 12 ribu TCD (ton cane per day) yang bisa diekspansi hingga 20 ribu TCD. [yit]

Tags: