BI Siap Gandeng Pemprov Jatim Perbaiki Manajemen UMKM

Salah satu UMKM di Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur siap menggandeng pemerintah provinsi setempat untuk memperbaiki manajemen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah itu, sebab potensinya sangat besar.
Kepala BI Perwakilan Jatim Difi ahmad Johansyah mengatakan UMKM di Jatim sangat potensi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
Dari data Pemerintah Provinsi Jatim, sektor UMKM mampu berkontribusi hingga 59,45 persen dari total Pendapatan Daerah Regional Brutto (PDRB) Jatim yang mencapai Rp 1.851 triliun.
Difi mengatakan, pendapatan dari sektor UMKM bisa lebih meningkat jika sistem manajemen dan pemasaran digarap secara maksimal. “Sebenarnya, UMKM tak ada bedanya dengan perusahaan besar. Karena itu, sistem manajemen dan pemasaran juga harus sebanding dengan perseroan besar agar pendapatan maksimal,” katanya, Minggu (29/1).
Oleh karena itu, Difi mengaku siap menggandeng Pemprov Jatim untuk terjun langsung dan mengubah cara berfikir UMKM dalam menjalankan usahanya.
Ia mencontohkan seperti memperbaiki sistem pengeluaran, pemasukan, pajak hingga perhitungan laba, agar etiap uang yang berputar bisa lebih transparan dan membuat laba bersih terlihat jelas.
“Selama ini kan sistem keuangan UMKM kurang terorganisir. Mulai dari pengeluaran untuk produksi, pemasukan, laba atau pun pajak itu dicampur dan tak dibedakan secara detail. Apalagi juga sistem keuangan dipegang hanya beberapa orang. Tidak ada penempatan SDM yang pas dan jelas agar perputaran uang tampak nyata,” ucapnya.
Difi membandingkan pemasaran produk UMKM dari Malaysia dan Vietnam yang mudah masuk ke pasar global. Sebab pengemasan atau packaging dan jaringan pemasarannya sangat kuat.
“Karena packaging yang sangat menarik, pemasaran jadi lebih mudah. Terlebih pemerintah mereka mendukung penuh dalam melakukan promosi produk UMKM ke luar negeri,” ucapnya.
Ia mengatakan selama ini sistem manajemen UMKM yang diterapkan masih sangat tradisional sehingga mempengaruhi kinerja pada sistem pemasaran.
Sementara itu, Ketua Tim Ahli Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Jamhadi mengatakan selama ini pengemasan produk UMKM di Jatim masih sangat sederhana, sehingga membuat hasil UMKM Jatim sulit menembus pasar ekspor.
“Jika packaging sudah memadai, kami dari Kadin siap membantu memasarkan produk ke luar negeri karena yakin bakal diterima positif oleh konsumen,” jelasnya. [ma]

Tags: