Biaya Bisa Perbaiki Perekonomian Indonesia

Kresnayana Yahya

Kresnayana Yahya

Surabaya, Bhirawa
Pakar statistik dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Kresnayana Yahya mengatakan kondisi perekonomian Indonesia pada 2016 akan semakin membaik dengan dukungan biaya logistik yang semakin turun atau murah.
“Saya memprediksi perekonomian Indonesia akan semakin membaik pada 2016, salah satunya adalah sektor logistik,” kata Kresna dalam diskusi Economic Outlook 2016 di Suara Surabaya Center (SSC), Rabu malam (11/11).
Ia mengatakan pendapat tersebut didasari dengan mulai berjalannya program tol laut pemerintahan Presiden Joko Widodo sehingga dengan adanya tol laut maka bisa menurunkan biaya logistik terutama ke wilayah timur Indonesia.
“Ekonomi tahun depan terutama Jatim akan ada harapan baru seiring dengan munculnya infrastruktur baru yaitu Pelabuhan Teluk Lamong, sehingga biaya logistik terutama ke wilayah Indonesia timur akan sedikit hemat apabila dibandingkan dengan jalur darat,” tuturnya.
Menurut dia, kondisi perlambatan ekonomi juga terjadi di negara berkembang lain, namun Indonesia masih bisa tumbuh lebih baik dengan mengurangi tekanan internal dan melakukan reformasi fiskal melalui percepatan penyerapan belanja modal dan peningkatan penerimaan perpajakan.
“Penyerapan belanja yang lebih memadai untuk sektor infrastruktur dan mengurangi biaya logistik akan membaik, karena telah didukung oleh peningkatan penerimaan dari sektor pajak maupun perbaikan iklim bisnis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, ketahanan ekonomi di Indonesia akan dibangun dari peran sederhana dengan pendekatan sosial inovasi, dimana orang-orang muda mendominasi jumlah penduduk akan menjadi peta perilaku bangsa yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif.
“Tren saat ini adalah berkembangnya anak muda yang ingin menjadi seorang pengusaha, dibandingkan dengan pegawai. jika semua sektor ini bisa sejalan, maka perekonimian di Indonesia akan membaik. Apalagi jika pengusaha, terutama pengusaha logistik bisa memanfaatkan media sosial sebagai pemasaran produknya maka akan lebih berhemat dalam transportasinya,” katanya.
Ia juga mengingatkan bagi para pengusaha maupun masyarakat umum, terkait dengan penggunaan gadget atau alat komunikasi yang menurutnya sudah semakin ke arah pemborosan saat ini, karena hingga triwulan III, pengeluaran orang-orang Indonesia secara total terhadap kebutuhan gadget ini mencapai Rp30 triliun.
Di sisi lain, Konsultan Bisnis, Kafi Kurnia menjelaskan di tengah krisis saat ini masyarakat harus mengelurkan tabungan (saving) pada situasi yang tepat dan benar-benar hemat agar pengeluaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisa dikurangi. “Dalam krisis perekonomian itu ada bahaya dan peluang. Jadi kita harus peka membaca peluang dan waspada dengan bahayanya, seperti sekarang ini saatnya membeli perusahaan yang mau bangkrut, inilah yang dinamakn memanfaatkan krisis sebagai peluang,” katanya. [rac]

Tags: