Biaya Cetak Soal Habiskan Anggaran Rp10 M

Drs.-Nuryanto-M.Si-Kabid-Pendidikam-TKSD-dan-PK(PT Jasuindo Kembali Ditunjuk Garap Tender Naskah)
Dindik Jatim, Bhirawa
Untuk kali pertama Ujian Sekolah (US) akan digelar oleh Pemprov Jatim sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) jenjang SD. Sejumlah persiapan pun telah dilakukan, salah satunya ialah pencetakan naskah yang telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 10,8 miliar.
Sama seperti UN tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, proses pencetakan naskah US SD dan sederajat kembali sepenuhnya digarap oleh PT Jasuindo Tiga Perkasa, Sidoarjo. Dari total anggaran sebesar Rp 13,65 miliar, sebagian besar terserap untuk pencetakan naskah soal. Sementara untuk operasional lainnya hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 2,8 miliar. Seluruh naskah soal yang dibutuhkan dalam US mendatang, saat ini telah rampung dicetak dan mulai didistribusikan, Senin (12/5).
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Harun MSi mengatakan, semua proses pencetakan telah rampung. Sedangkan proses pendistribusian naskah untuk 38 kabupaten/kota juga akan rampung  Rabu (13/5) besok.  “Total boks naskah soal yang akan dikirim untuk 38 kabupaten/kota sebanyak 15.222 boks. Ini yang akan kami kirim berangsur-angsur selama tiga hari.,” tutur Harun usai melepas pendistribusian soal US SD di PT Jasuindo Tiga Perkasa, Sidoarjo.
Untuk tahap pertama ini, Harun mengatakan, distribusi dilakukan untuk 15 kabupaten/kota lebih dulu. Antara lain, Pamekasan, Bondowoso, Tulungagung, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, Jember, Banyuwangi, Magetan, Lumajang, Pacitan, Ponorogo, Ngawi, Blitar dan Kota Blitar. Dia menjelaskan, dengan dikirimkannya naskah US ini, segala proses pelaksanaan ujian telah berjalan lancar. “Kami menangkap, pelaksanaan yang bagus ini karena kerjasama semua pihak, baik itu Dindik, kepolisian, perguruan tinggi, MKKS dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Kabid TK, SD, dan Pendidikan Khusus (PK) Dindik Jatim Nuryanto menambahkan, US SD/MI akan digelar serentak pada 19 hingga 21 Mei mendatang. Semua kebutuhan akan ditanggung oleh APBD Provinsi Jatim senilai Rp 13,65 miliar. Melihat kebutuhannya, sekitar Rp 11,8 miliar telah digunakan untuk cetak naskah. Sedangkan untuk pencetakan ijazah, Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah (SKHUS), pembuatan juknis, monev ke daerah, skoring dan pembuatan soal hanya sekitar Rp 2,8 miliar. “Memang kebutuhan paling banyak adalah pembuatan soal. Ini mengingat jumlah peserta di Jatim yang juga banyak,” tutur dia.
Tahun ini jumlah peserta US di Jatim sebanyak 633.692 siswa. Rinciannya, 505.181 siswa SD dan 128.511 siswa MI. Jumlah siswa itu terbagi dalam 25.894 sekolah penyelenggara yang terdiri dari 18.077 lembaga SD, dan 7.817 lembaga MI. Sedangkan untuk SDLB sendiri bakal diikuti 135 lembaga dengan 463 siswa yang terdiri dari tipe A atau tuna netra sebanyak 45 siswa, tipe B atau tuna rungu sebanyak 400 siswa, tipe C atau tuna daksa sebanyak 18 siswa.
“Untuk ujian susulan bagi siswa SD yang tidak bisa mengikuti ujian dilakukan pada 2 hingga 4 Juni 2014. Kalau hingga ujian susulan tidak hadir, bisa mengikuti ujian Kejar Paket A pada periode kedua yakni Juli mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dindik Jatim Abdun Nasor menambahkan, ujian Kejar Paket A juga akan dilaksanakan serentak dengan US SD. Tahun ini, jumlah peserta yang terdaftar mencapai 6.070 warga belajar. “Saat ini ada 30 kabupaten/kota yang mendaftar ikut ujian Paket A. Sementara 8 kabupaten/kota lainnya absen,” tutur Nasor.
Delapan daerah yang tidak ikut tahun ini antara lain, Kota Mojokerto, Tulungagung, Trenggalek, Kabupaten Madiun, Pacitan, Nganjuk, Magetan dan Kabupaten Blitar. Ketidakhadiran 8 daerah dari pelaksanaan ujian kejar Paket A ini, menurut Nasor tidak bisa dipandang negatif. Sebaliknya, ini menjadi penanda bahwa di daerah-daerah tersebut tidak ada lagi warga yang belum menmgantongi ijazah setingkat SD.  “Apalagi saat ini sudah ada wajib belajar 9 tahun. Jadi tidak ada alasan lagi bagi anak untuk tidak sekolah di SD formal.” Pungkas Nasor. [tam]

Keterangan Foto :  Kabid TK/ SD/ PK Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Nuryanto .

Tags: