Harga BBM Naik, Nasib Nelayan Tuban Kian Suram

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Tuban, Bhirawa
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang dilakukan pemerintah mulai hari ini menjadi masalah baru bagi nelayan yang berada di pesisir Kabupaten Tuban.  Sebab kenaikan BBM Rp2 ribu perliter, menambah lonjakan biaya operasional untuk melaut. Selain itu pedagang di pasar tradisional juga resah karena harga komoditi bumbu dapur melonjak tajam.
Siswarno salah satu nelayan di lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Palang, Kecamatan Palang, Tuban. “Pendapatan sudah mepet, masih harus ditambah pusing lagi dengan menambah biaya untuk beli solar,” katanya sambil, membenahi alat tangkap ikan miliknya (18/11).
Ia mengatakan, selama ini penghasilan rata-rata mereka adalah 500-600 ribu per minggu. Pendapatan yang semestinya bisa masuk uang dapur ini dipastikan akan berkurang karena harus menambah lagi biaya operasional.
Biasanya mereka membutuhkan solar dari 10 sampai 20 liter untuk satu kali melaut. Dengan begitu, ongkos tambahan yang mereka keluarkan bisa sampai 20-40 liter untuk satu kali melaut.
Terlebih mereka meyakini, harga ikan ditingkatan nelayan tidak akan bisa naik. Disamping biasanya warga lebih memilih untuk mempergunakan makanan alternatif yang lebih terjangkau.
“Harga BBM naik, tetapi harga ikan di nelayan tidak bisa naik,” lanjut Harianto, nelayan lain.
Disamping nelayan, petani juga cukup mengeluhkan adanya kenaikan BBM ini. Terlebih banyak nelayan di Tuban akan memulai masa tanam dan membutuhkan cadangan air dari pengeboran yang cukup. “Ngebor nya kan pakai bahan bakar, kita berharap pada air hujan yang cukup supaya tidak perlu ngebor,” terang Hartono, salah satu nelayan di Kecamatan Palang.

Harga Komuditi Naik
Kenaikan harga sejumlah bahan makanan dijumpai di pasar-pasar tradisional kenaikannya paling kentara, seperti pada harga cabai yang semakin meroket. Diketahui sekarang harga cabai rawit mencapai 55 ribu per kilogram (Kg). “Harga cabai rawit sekarang sudah 55 ribu perkilogram, awalnya 52 perkilogram,” kata Nunung, salah satu penjual sayur keliling di wilayah Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Tuban.
Nunung mengatakan, untuk harga cabai jenis lain nyaris belum mengalami kenaikan. Tetapi ibu satu anak ini yakin kenaikan harga akan terjadi pada hari kedua pasca pengumuman harga BBM. “Karena sekarang masih banyak memakai bensin yang dibeli kemarin, jadi kenaikan belum terasa,” lanjut Nunung.
Selain itu, dampak kenaikan BBM juga pada harga bahan makanan yang tidak seragam antara pembeli satu dengan pembeli yang lain. “Sekarang ada yang sudah menaikan harga, tetapi juga masih ada yang memakai harga lama,” lanjut Nunung.
Untuk bahan makanan lain, khususnya sayur sekarang sudah mengalami kenaikan. Seperti harga bayam seikat menjadi Rp3.000 dari harga awal Rp1.500, Sawi yang sekarang menjadi Rp2.500 seikat padahal harga awal hanya Rp1.500.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan di Dinas Perekonomian dan Pariwisarta, Imron Achmadi mengaku masih melakukan pengecekan secara detail harga komoditas pangan di pasar Tuban.
Seperti diketahui, pemerintah telah resmi manaikkan harga BBM bersubidi Rp2 ribu per liter. Untuk harga premium di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) naik menjadi Rp8.500 per liter dari sebelumnya Rp6.500 per liter. Di tingkat pengecar menjadi Rp9.000 per botol dari sebelumnya Rp8.000 per botol. Sedangkan untuk solar di SPBU naik menjadi Rp7.500 per liter dari sebelumnya Rp5000 per liter. [hud]

Tags: