Bidang Pembinaan Sekolah Jalankan Fungsi Bina Prestasi

Dr Saiful Rachman

Dampak Restrukturisasi Organisasi Dindik Jatim
Dindik Jatim, Surabaya
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menjadi perangkat daerah yang paling besar terimbas perampingan struktur organisasi. Selain tujuh cabang dinas, dua unit pelaksana teknis juga akan dihapus. Salah satunya ialah UPT Bina Prestasi yang kelak tanggung jawabnya akan dikembalikan ke bidang pembinaan sekolah.
Kepala Dindik Jatim, Saiful Rachman mengatakan, fungsi UPT Bina Prestasi akan menempel pada bidang sekolah yang meliputi seksi kurikulum, seksi sarana dan prasarana dan seksi kelembagaan. “Mau tidak mau ini kita tempelkan pada bidang pembinaan sekolahan,” ujar dia.
Dulu, recananya ada seksi kesiswaan. Akan tetapi, supaya lebih terfokus dan terpusat hal tersebut diberikan kepada UPT untuk penanganan prestasi siswa agar tidak sendiri-sendiri. “Jadi prestasi siswa SMA/SMK ini bisa terfokus. Tidak sendiri-sendiri. tapi karena pusat menghendaki per sekolahan ya nanti akan kita tempelkan di sekolah masing-masing,” kata Saiful.
Berbeda dengan UPT Binas Prestasi, UPT Pengembangan Pendidikan Kejuruan (PPK) yang juga terkena restrukturasi pemprov masih bisa diusahakan untuk dipertahankan oleh Dindik Jatim. “Kita berusaha optimalkan UPT PPK agar lebih diakomodir oleh Kemendagri. UPT ini adalah asset yang cukup besar,” tegas Saiful.
Sehingga, dalam pengajuan banding ini pihaknya mengacu pada inpres no 9 tahun 2016, bahwa vokasional menjadi satu utama untuk program revitalisasi vokasional. “Ini sangat dibutuhkan sekali. Dan PPK ini program untuk peningkatan guru produktif SMK. maka kita akan usahakan tetap melekat pada kita,” tandas Saiful.
Sementara itu, Kepala UPT Bina Prestasi Indah Andayanti menyayangkan kebijakan yang diambil Dindik Jatim untuk mengembalikan pada bidang sekolah. Menurut Indah, dikembalikannya UPT Bina Prestasi pada bidang sekolahan akan membingungkan para pelajar jatim. Tidak hanya itu, hal tersebut juga dianggapnya tidak menjadi optimal dalam meningkatkan prestasi siswa.
“Sebetulnya untuk prestasi anak-anak akan lebih fokus ditangani oleh bidang kami sendiri baik SMA/SMK,” tutur dia.
Namun, jika hal tersebut tetap dilekatkan dalam bidang-bidang sekolah pihaknya merasa hal tersebut akan dikhawatirkan akan menjadi masalah baru dalam penanganan prestasi siswa.
“Apa bisa fokus ya itu dikembalikan ke bidang sekolahan? ini yang saya pikirkan. Wong ini aja yang menangani secara khusus belum terkover keseluruhan. Apalagi nanti di bidang sekolahan yang mengurus SMA sendiri, SMK sendiri. ini nantinya akan membingungkan,” kata Indah. [ina]

Tags: