Bidik Misi Putus Rantai Kemiskinan di Jatim

Bidik MisiPemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf menyatakan salah satu program pemerintah di bidang pendidikan yang patut diapresiasi dan dilanjutkan adalah pemberian beasiswa Bidikmisi. Ia menilai beasiswa Bidikmisi yang khusus diberikan kepada calon mahasiswa tidak mampu efektif memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia khususnya Provinsi Jawa Timur.
“Melalui beasiswa Bidikmisi banyak orang miskin dikuliahkan, semoga pemerintahan presiden baru kita pak Jokowi beasiswa ini bisa diteruskan karena dapat memutuskan mata rantai kemiskinan. Mereka lulus kemudian mendapat pekerjaan yang layak sehingga dapat membantu keluarga yang lain,”kata Wagub yang biasa dipanggil Gus Ipul ini, Kamis (30/10).
Gus Ipul berharap kuota yang diberikan untuk beasiswa bidikmisi semakin banyak dan calon mahasiswa yang berada di daerah tertinggal atau pedalaman dapat dijangkau. Kemajuan sebuah daerah sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan salah satu caranya. “Jika penduduknya berpendidikan kan pasti banyak inovasi yang dapat dikembangkan untuk mengolah potensi yang ada,” ujarnya.
Pendidikan bagi masyarakat daerah tertinggal kata Gus ipul harus dipenuhi, sebab jika tidak dipenuhi justru akan menciptakan DNA miskin lagi di keluarga. Ia mencontohkan ada orang miskin punya anak miskin, menikah dengan mantu miskin, kemudian punya cucu miskin, dan seterusnya. Untuk menghindarinya, tidak ada pilihan lain kecuali pembangunan pendidikan.
Sebelumnya, pada Temu Administrator Muda Indonesia (ADMI) 2014 di Universitas Negeri Surabaya beberapa waktu lalu Gus Ipul meminta para mahasiswa khususnya anggota ADMI untuk turut bahu-membahu bersama pemerintah dalam membangun pendidikan di daerah tertinggal. Jatim punya SDM yang luar biasa, sebagian dari orang-orang luar biasa itu adalah anggota ADMI yang hadir disini. Pembangunan pendidikan ini penting, apalagi Jawa Timur mau menghadapi era AEC 2015.
Gus Ipul menjelaskan kesadaran akan pembangunan pendidikan juga disadari oleh berbagai negara di dunia, bahkan ada yang berani mengeluarkan kebijakan ekstrim untuk berperang melawan kemiskinan melalui pembangunan pendidikan. Ia kemudian mencontohkan, Malaysia pada 1974 yang berani menggelontorkan dana besar-besaran untuk menyekolahkan anak-anak di kampung. Ratusan ribu anak dikeluarkan dari kampungnya untuk disekolahkan, dua puluh tahun kemudian, atau hari ini bisa disaksikan, anak-anak itu menjadi orang yang luar biasa dan menjadikan Malaysia maju seperti saat ini.
Tak hanya program beasiswa S1, Pemerintah juga telah mempersiapkan beasiswa Bidik Misi lanjutan untuk S2 san S3 yang dimaksudkan untuk mengapresiasi dan bukti kepedulian pemerintah pada para penerima Bidik Misi S-1 yang berprestasi. Anak-anak dari keluarga miskin, atas fasilitas beasiswa Bidikmisi, siap bangkit menjadi kaum intelektual yang berdiri di garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Beasiswa Bidikmisi memantik harapan baru bagi bangsa ini, sebab beasiswa ini akan menjadi sarana kebangkitan kaum dhuafa dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. [iib.tam]

Tags: