Big Data dan Internet Ungkap Perilaku Manusia

Judul : Everybody Lies
Penulis : Seth Stephens & Davidowitz
Penerjemah :Alex Tri Kantjono Widodo
Penerbit : Gramedia
Terbit : Maret 2019
Tebal : 316 halaman
ISBN : 978-602-06-1209-6
Peresensi : Ratnani Latifah
Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Buku ini membahas cara terbaru dalam upaya membaca pikiran. Melalui buku ini kita akan mengetahui fakta menarik, bahwa setiap orang itu pernah berbohong. Baik terhadap diri sendiri, orangtua, teman, sahabat, guru, kekasih atau pun relasinya. Alasannya tentu bermacam-macan. Namun umumnya kebohongan terjadi untuk membangun citra positif diri atau untuk menunjukkan keunggulan yang kita miliki di hadapan orang lain.
Untuk mengetahui kebenaran pola pikir seseorang atau perilaku manusia, maka kita bisa memanfaatkan big data dan internet. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, big data dari pencarian internet ternyata mampu mengungkap berbagai perilaku manusia. Big data sendiri merupakan jejak pencarian yang pernah kita lakukan, misalnya melalaui seacrh google, media sosial, situs jodoh dan lain sebagainya.
Di sini penulis mengungkapkan bahwa big data memiliki tiga manfaat. Pertama, menawarkan jenis-jenis data yang baru. Jadi ketika kita menggunakan big data, kita bisa menemukan data-data yang sebelumnya tidak ada, namun sekarang ini data tersebut ada. Misalnya data tenyang pornografi. Melalui big data kita memiliki banyak sumber unik, dengan beragam topik, yang memberi kita jendela ke wilayah-wilayah yang sebelumnya hanya bisa kita perkiratkan.
Kedua, menyediakan data yang jujur. Perlu kita ketahui data pornografi dan data pencarian Google tidak hanya baru; data ini jujur. Pada era digital, orang menyembunyikan pikiran-pikiran tidak senonoh dari orang lain, tapi tidak dari internet dan khususnya situs-situs khusus seperti Google dan PornHub, yang melindungi ke-anomiman mereka. Situs-situs ini berfungsi sebagai semacam serum kebenaran digital-itulah sebabnya kita mampu menyingkap betapa banyak orang yang tertarik pada inses.
Yang ketiga, big data memungkinkan kita memustakan perhatian dan subhimpunan kecil. Namun selain itu ternyata big data memiliki kekuatan lain yang mengesankan-kekuatan yang bisa digunakan di masa depan. Di mana big data memungkinkan kita melakukan eksperiman-eksperiman yang terkontrol secara cepat (hal 53-54).
Begitu pula dengan keberadaan internet yang memudahkan kita dalam mengakses berbagai hal. Disadari atau tidak, internet saat ini sudah seperti candu yang tidak bisa kita tinggalkan. Setiap saat kita akan memanfaatkan internet-baik untuk urusan pekerjaaan atau pun sebagai kegiatan hiburan. Keberadaan internet yang memudahkan berbagai hal dalam keseharian kita, membuat kita sulit untuk berpaling dari internet.
Namun siapa sangka di balik kemudahan kita memanfaatkan internet, ada pula dampak tidak terduga yang ditumbulkan dari kebiasaan kita dalam memanfaatkan internet. Pencarian informasi yang dilakukan oleh banyak orang merupakan informasi sendiri. Kapan dan di mana kita mencari fakta, kutipan, lelucon, tempat, orang, benda atau bantuan ternyata bisa memberitahu kita banyak hal tentang apa yang sesungguhnya kita inginkan atau yang kita takutkan dan juga apa yang bisa kita kerjakan.
Misalnya fakta bahwa internet bisa menyatukan orang-orang dengan pandangan politik berbeda. Kita bisa membangun banyak relasi di facebook, tanpa melihat latar belakang kehidupan orang-orang yang baru kita kenal. Melalui internet kita juga bisa mengetahui tentang kebenaran tentang penganiayaan anak dan aborsi, jumlah penyuka sesama jenis, kejujuran tentang pajak dan banyak lagi.
Secara keseluruhan buku ini cukup menarik. Hanya saja penggunaan gaya bahasa yang kurang lugas, membuat buku ini terasa berat untuk dicerna. Perlu banyak waktu dan pengulangan dalam membaca agar kita memahami keseluruhan isi buku ini. Namun lepas dari kekurangannya buku ini cukup menambah banyak wawasan baru tentang fungsi big data dan internet.

———- *** ———-

Tags: