Bina Forum KRR bagi Remaja dan Sebaya di Lima Daerah

Suasana kegiatan pembinaan forum pelayanan KRR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3A-K) Provinsi Jatim

Dinas P2A-K, Bhirawa
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3A-K) Provinsi Jatim terus mengembangkan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja.
Kegiatan yang berbentuk pembinaan forum pelayanan KRR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah dilakukan lima daerah yakni  Kab. Situbondo, Kab. Probolinggo, Kab. Sumenep, Kab. Tuban dan Kab. Tulungagung
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur Dra. Lies Idawati, MM saat ditemui Bhirawa mengatakan program kesehatan reproduksi remaja (KRR) merupakan bagian integral dari program kesehatan dan Keluarga Berencana di Indonesia.
Fokus utama dari program KRR adalah meningkatkan pengetahuan seluruh pihak terkait dan para remaja itu sendiri mengenai pentingnya kesehatan reproduksi bagi kehidupan remaja di masa depan.
Menurut Lies Idawati, secara khusus program KRR ditujukan untuk mengatasi masalah terkait Triat (Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba, Seks Bebas, Penularan HIV/Aids) disamping itu juga menanggulangi masalah-masalah pernikahan dini, kehamilan tidak diinginkan, Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Media Sosial serta bekal kehidupan (life skill) bagi remaja.
Lebih lanjut menurut Lies Idawati pemberian pemahaman dan pelibatan para remaja dalam  pembangunan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangungan Keluarga (KKBPK) serta Generasi Berencana (Genre)  sebagai upaya peningkatan kesadaran dan internalisasi nilai dalam Pengendalian Penduduk dan Keuarga Berencana.
Dari berbagai fakta, data dan kejadian di masyarakat baik yang disiarkan oleh media massa atau yang disaksikan, jelasnya  bahwa  arus globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, mempengaruhi pranata  sosial dan kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya para remaja dan generasi muda. pengaruh tersebut  tentunya ada yang bersifat positif dan negatif.
Dampak nyata dari arus globalisasi dan kemajuan it tersebut bagi  gaya hidupremaja, jelas lies adalah mengakibatkan sebagiandari mereka mengalami  pergeseran nilai, bahkansecara ekstrim bisa disebut terjadi  dekadensi moral. Hal ini  terbukti dari hasil penelitian dari para pakar bahwa , sebagian dari remaja sudah tidak peduli dengan nilai kesopanan, norma, moral, adat, tuntunan  agama. menipisnya  rasa malu dan cuek dengan keadaan dan tidak peduli dengan lingkungan. ditambah lagi sebagian  oknum elit dan para tokoh yang sikap dan  perilakunya kurang baik untuk dicontoh, seolah menjadikan referensi dan panduan negatif bagi kehidupan  perilaku mereka.
Dilihat dari gaya dan pola hidupnya sebagian besar dari mereka cenderung ke arah ingin serba mudah ,instan, konsumerisme, malas, apatis, anti sosial, mendambakan kebebasan serta sikap-sikap negatif lainnya yang cenderung merusak pranata sosial.   Namun tidak sedikit pula para remaja yang menemukan jati diri dan berprestasi tingkat nasional dan internasional. Nampaknya kondisi kita saat ini menggejala ke arah itu, serbuan narkoba dari berbagai negara asing begitu dahsyat.  penyelundupan dan peredaran narkoba yang bisa diungkap dan ditangkap oleh aparat hasilnya cukup mencengangkan, sampai beratus-ratus kilo. Kejahatan tersebut harus diatasi mengingat dampaknya terhadap kehidupan masyarakat kita sangat fatal. Tidak hanya itu saja dampak negatif arus global dan penyalahgunaan kemajuan teknologi informasi juga  mengancam kehidupan generasi muda, antara lain: (1). pergaulan bebas yang berujung pada seks bebas yang akibatnyakehamilan yang tidak diinginkan,perkawinan usia dini, penyakit seksual menular  (pms)  penularan hiv/aids dll. (2). Penggunaan media sosial (medsos) yang tidak bertanggung jawab misalnya. Curhat ke sembarang orang yang tidak dikenal dansering dimanfaatkan untuk tujuan negatif oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Penyebaran berita bohong (hoax) yang sering berimplikasi pada masalah hukum dan pidana. (3). Kecanduan game-game /permainan komputer yang tidak mendidik yang mengakibatkan penggunanya bersikap agresif, brutal, individual, tidak suka bergaul, melupakan tugas dan kwajibannya, berani dengan orang tua  sehingga prestasi belajarnya menjadi kacau.
“Kondisi ini tentu harus dilawan dan  dicegah. Kita semua harus bekerja sama , selalu tanggap dan waspada, terutama para remaja,” tegasnya. [why.adv]

Tags: