Keamanan THP Batasi Warga Potret Kenjeran

Puluhan Warga melihat Jembatan Kenjeran di bibir pintu masuk Jalan Pantai Kenjeran, Minggu (27/3) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Puluhan Warga melihat Jembatan Kenjeran di bibir pintu masuk Jalan Pantai Kenjeran, Minggu (27/3) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pembukaan Jembatan Kenjeran masih belum menemukan titik kepastian. Jembatan sepanjang 800 meter yang melingkar di pesisir Pantai Kenjeran ini ditunggu-tunggu hari pembukaannya oleh warga. Sebab, belum dibukanya ikon baru di Kota metropolitan ini pengunjung hanya bisa mengabadikan momen didepan dengan penjagaan ketat dari pihak keamanan.
Pantauan Bhirawa, pengunjung Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Minggu (27/3) kemarin dilarang melihat sampai ke tengah Jembatan. Sebab, di pintu masuk sisi Jalan Pantai Kenjeran terpampang papan kecil bertuliskan ‘Batas Wisata’. Artinya, pengunjung dilarang mengabadikan momen jika sampai melewati batas yang telah ditentukan.
Puluhan petugas keamanan THP Kenjeran berseragam hitam dan Bakesbangpol Linmas Kota Surabaya terus memantau keberadaan pengunjung. Sesekali, pengunjung terlihat melewati batas wisata langsung ditegur oleh pihak keamanan.
“Tolong, jangan sampai melewati batas yang telah ditentukan. Apa Mas ndak baca tulisan itu,” kata petugas keamanan THP Kenjeran kepada salah satu pengunjung.
Koordinator Keamanan THP Kenjeran Mujib Sambora mengatakan, pengambilan dalam bentuk gambar maupun video Jembatan Kenjeran harus ada izin dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBM) Kota Surabaya. Sebab, sejak dalam tahap pembangunan yang sudah mencapai 90 persen harus mendapatkan izin terlebih dahulu.
“Pengambilan gambar harus izin Bu Erna dulu (Kepala DPUBM Kota Surabaya). Soalnya ini masih wewenang Dinas PU,” kata Mujib sambil melarang Bhirawa untuk masuk kemarin.
Namun pelarangan akses ke Jembatan Kenjeran iniĀ  terlihat berbeda jika kita bergeser sedikit kea rah pintu masuk THP Kenjeran,. Terlihat lalu lalang pengunjung terlihat melintasi Jembatan yang menelan biaya pembangunan mencapai Rp 207 Miliar menggunakan dana APBD.
Menurut Mujib pengunjung yang melintasi Jembatan Kenjeran adalah satu paket dengan masuknya di THP Kenjeran. Sebab, posisi Jembatan kenjeran sisi Jalan Pantai Kenjeran berada di tengah-tengah THP Kenjeran.
“Kalau ingin mengambil foto harus melalui loket masuk THP Kenjeran. Karena, masuknya diharuskan dari loket dulu, maaf ya,” ujarnya.
Sayangnya, Mujib memastikan bahwa pembukaan Jembatan Kenjeran akan molor kembali. Hal ini yang sebelumnya dipastikan Wali kota Surabaya akan dibuka pada Bulan Maret 2016. Namun, hingga kemarin belum ada tanda-tanda akan dibukanya Jembatan Kenjeran. Dibuktikan dengan di masing-masing ujung jembatan sisi Jalan Pantai Kenjeran yang menjadi pintu masuk dan sisi Jalan Sukolilo untuk keluarnya. “Kayaknya mundur lagi deh mas untuk pembukaannya. Kami juga belum mendapat
Rambu-Rambu lalu lintas pun sudah terlihat dipasang di setiap titik. Marka Jalan pun sudah tercoret di aspal Jembatan Kenjeran. Lampu traffic light juga sudah terpasang di kedua sisi. “Semua rambu-rambu lalu lintas sudah terpasang. Marka Jalan sepertinya hanya satu jalur saja. Tapi bisa jadi dua jalur, karena dari sisi Jalan Kenjeran sudah terpasang lampu bang-jo (traffic light) yang menghadap ke Jembatan,” katanya.
Seperti dikatakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya bahwa Jembatan Kenjeran akan diresmikan jika sudah ada kabar dari Camat Bulak tentang kesiapan warganya. Camat Bulak, Suprayitno mengatakan, kesiapan kampung nelayan (Kenjeran, Sukolilo baru dan Kedung Cowek) sudah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka gotong royong untuk kebersihan lingkungannya.
“Warga pesisir berupaya mengimplementasikan apa yang telah didapatkan dalam pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan oleh Kecamatan dan SKPD,” katanya kepada Bhirawa kemarin.
Menurut Prayit sapaan akrabnya, usaha ekonomi yang berkaitan dengan hasil laut yang sudah ada tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Berbagai koperasi untuk warga Bulak sudah dibentuk dan sudah berbadan hukum. Seperti Koperasi Wisata Bahari, Koperasi Pedagang SIB dan Koperasi Kelompok Nelayan.
“Ada Sembilan koperasi di Kecamatan Bulak. Kami selalu mengajak dan mengimbau warga untuk selalu ambil bagian di dalam setiap kegiatan. Artinya, warga pesisir jangan sebagai penonton harus sebagai Tuan dan Nyonya dikampungnya sendiri,” jelasnya.
Sementara Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jatim, Pinto Raharjo mengatakan, sampai saat ini Pemkot Surabaya maupun pengelola Jembatan Kenjeran belum ada permohonan untuk menyalurkan aliran listrik untuk Penerangan Jalan Umum (PJU). Padahal, menurut Pinto siap menyalurkan listrik yang dibutuhkan oleh Jembatan Kenjeran.
“Sampai saat ini Kami menunggu permohonan pihak yang berwenang yakni Pemkot maupun pengelola. Tapi sampai sekarang belum ada surat permohonan untuk menerangi Jembatan Kenjeran. Kami siap menyalurkan listrik yang dibutuhkan,” terang kepada Bhirawa. (geh.ma)

Tags: