Bingung, Dukungan Jadi Ketua DPRD Terus Mengalir

Ir-Abdul-HamidGresik, Bhirawa
Berdasarkan hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2014, partai golkar adalah sebagai partai penguasa di Gresik. Berhasil menjadi juara dengan mendapat 11 jatah kursi di DPRD, jatah kursi sebagai ketua DPRD ada di gengaman, namun politisi senior Partai Golkar Ir Abdul Hamid masih bingung menerimanya meski sudah banyak dukungan dari anggota dewan sekarang.
Status politisi senior yang sekarang didapat oleh Abdul Hamid, ini setelah sekretaris DPD Golkar Gresik Ahmad Nurhamim gagal mempertahankan kursi lagi sebagai anggota dewan dalam pemilihan legislatif ( pileg ) kemarin. Kalah dengan Markasim Halim Widianto,  yang selisih suara 430, atas kekalahan tersebut. Rejeki nonplok kursi ketua DPRD Gresik periode 2014 – 2019,  peluang besar ada pada Ir Abdul Hamid yang telah di kenal dengan berani dan tegas.
Meski ada kandidat lain pesaing yang notabenya masih keluarga dekat bupati Sambari Halim Radianto, yaitu As’roin Widiana, Markasim Halim Widianto dan Bambang Adi Pranoto memiliki kans tinggi untuk menjadi pimpinan dewan. Karena status As’roin sebagai caleg incumbent jadi lagi, namun tidak akan berarti baginya. Karena status Abdul Hamid dengan bupati adalah sahabat karib sejak kecil hingga sekarang, dan sudah teruji.
Menurut Abdul Hamid ketua komisi C DPRD Gresik mengatakan, bahwa kekalahan Nurhamim di dapil I dengan Markasim Halim Widianto di luar skenario partai, karena keberadaan Markasim di didampingkan dengan Nurhamim supaya di dapil I golkar mendapat jatah kursi dua.
Tapi yang terjadi Nurhamim malah kalah, padahal Nurhamim telah di gadang  untuk menjadi ketua dewan. Karena Golkar yakin, bahwa dalam pileg ini. Jatah kursi di DPRD dapat banyak, jadi pemenang dan terbukti.
“Terus terang, dengan tidak jadinya Mas Nurhamim menjadi anggota dewan lagi saya juga merasa terpukul dan gelo. Seandainya aturan diperbolehkaan, bahwa bisa ditukar dan diberikan, maka jatah kursi dewan periode 2014 – 2019, akan saya berikan pada mas Nurhamim. Tidak lain adalah, demi kelangsungan besarnya partai golkar yang telah dicapai sekarang dan seterusnya nanti,” kata  Abdul Hamid.
Posisi memimpin parlemen tidak semuda membalikan telapak tangan, meski parlemen ini adalah satu DPRD. Namun di dalamnya beraneka warna dan kepentingan, jadi ketua dewan harus bisa nengah dan minggir. Sehingga semua warna di parlemen bisa terakomodasi, sehingga bisa seirama dengan eksekutif dalam hal ini bupati. Bersama membangun, mensejahterakan rakyat dan Gresik bisa lebih baik.
Ditambahkan Abdul Hamid politisi senior golkar dibanding tiga calon ketua dewan keluarga bupati, bahwa hingga sekarang masih bingung. Antara diambil atau tidak, tapi kalau tidak diambil kalau ada persoalan pasti saya orang nomer satu yang diberi perintah menyelesaikanya.
“Sedangkan harapan saya terpilih kembali jadi anggota dewan, dengan jabatan ketua komisi saja saya sudah cukup. Tapi pihaknya menyerahkan penempatan posisi Ketua Dewan kepada Ketua Partai Golkar. Dan saya tidak berandai – andai tentang hal ini, semua ada aturan dan mekanisme di partai. Siapa pun yang akan jadi pimpinan dewan nantinya, pihaknya akan menerima dengan lapang dada. Dan semua cukup berpeluang, baik Asroin, Markasim, Bambang maupun saya sendiri.” jelasnya. [kim]

Tags: