Biro Perjalanan Andalkan Wisata Domestik Terkait Libur Lebaran 2015

Bus pariwisata tetap menikmati keuntungan di tengah-tengah himpitan libur panjang yang berdekatan antara libur sekolah dan lebaran.

Bus pariwisata tetap menikmati keuntungan di tengah-tengah himpitan libur panjang yang berdekatan antara libur sekolah dan lebaran.

Surabaya, Bhirawa
Mendekati akhir tahun ajaran 2014-2015, sejumlah sekolah sudah mulai libur panjang. Momen libur yang biasanya menjadi lahan basah bagi sejumlah biro perjalanan dalam menawarkan paket liburan kepada masyarakat kini keadaannya sudah tidak seindah tahun sebelumnya. Keadaan yang berubah lebih disebabkan kepada, waktu anak melakukan daftar ulang sekolah atau masuk sekolah baru. Selain itu, nilai tukar Rupiah yang masih jauh dari harapan.
Linda Tour and Travel yang berdiri sejak tahun 1970, melalui juru bicaranya Yulianingsih membenarkan bahwa minat masyarakat yang akan mengambil waktu liburan lebaran mengalami penurunan 40%. Turunnya minat, memang lebih disebabkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika yang menembus lebih dari Rp.13.200. Masyarakat banyak yang keberatan dengan nilai tukar Rupiah yang melemah, karena harus membeli Dolar Amerika dengan harga yang jauh dari harapan.
“ Konsumen mengharapkan Dolar bisa di kisaran Rp.10-12 ribu. Tetapi apabila lebih dari itu, tentu sangat memberatkan. Terutama konsumen yang ingin menghabiskan waktu liburannya di Eropa atau di Amerika. Kalau untuk masih kisaran Asia dan ASEAN, turunnya tidak sebanyak untuk kunjungan ke Eropa dan Amerika,” ujarnya di Surabaya, Selasa (9/6) kemarin.
Selain itu, kondisi libur panjang yang berdekatan antara libur akhir tahun ajaran dan lebaran menjadikan momen liburan kali ini dianggap kurang menarik. Anggaran untuk liburan lebih terserap kepada kebutuhan pendidikan baik untuk daftar ulang atau memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selaku biro perjalanan, Yulia hanya mengandalkan kerjasama dengan beberapa perusahaan bus, untuk menawarkan produk perjalanan untuk perpisahan atau dharmawisata.
“ Mengantisipasi sepinya konsumen, kami lebih menggenjot perjalanan ke beberapa destinasi wisata. Termasuk kepada lembaga pendidikan. Karena minat lembaga pendidikan yang hendak mengadakan perpisahan ke provinsi lain masih cukup tinggi. Selain itu harga yang kami tawarkan memang bersaing dengan biro perjalanan lain. Harga yang murah, dan paket yang di tawarkan tentu harus menarik. Kalau tidak menarik, maka tidak akan pernah di pilih. Termasuk akomodasi penginapan yang tentunya di sesuaikan dengan anggaran,” ujarnya.
Sementara menurut Mohammad Fikri, kepala manajer PO Tiara Mas mengungkapkan liburan lebaran tahun ini menjadi berkah tersendiri. Di tengah-tengah himpitan, bisnis bus pariwisata masih bisa berjalan dengan baik. Karena bus-bus yang di kelolanya dari 200 unit bus, separuh lebih telah terpesan untuk perjalanan wisata oleh beberapa biro perjalanan.
“ Banyak instansi swasta, negara, dan pendidikan yang mulai mencari transportasi dalam mengisi waktu liburan. Terutama sekolah-sekolah yang mengadakan acara perpisahan pada saat bulan puasa. Kebanyakan memang dari biro perjalanan yang telah bekerjsama dengan kita. Sedangkan untuk dari perorangan atau perusahaan yang mencari sendiri jumlahnya hampir berimbang,” katanya.
Untuk satu bus pariwisata dengan kapasitas 50 tempat duduk di patok dengan harga Rp.8-10 juta per bus per hari. Biaya tersebut sudah termasuk biaya bahan bakar dan akomodasi sopir dan kernet ketika melakukan perjalanan wisata. [wil]

Tags: