Bisa Jadi Teman Curhat, Beri Solusi Saat Galau

Ratusan siswa di tingkat SMP/MTs di Kota Surabaya mengikuti pelatihan konselor sebaya, Selasa (17/10) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Pelatihan Konselor Sebaya Mulai Berjalan
Surabaya, Bhirawa
Para orang tua kini bisa bernafas lega. Pasalnya, program konselor sebaya telah berjalan di Kota Surabaya. Program Dinas Pendidikan (Dindik) dalam menjaga anak-anak Kota Pahlawan untuk tidak terlibat dalam pengaruh narkoba, pergaulan bebas, serta bullying terus digencarkan.
Dengan menggunakan pin konselor sebaya sebanyak 2.675 siswa SMP/MTs perwakilan dari setiap sekolah mengikuti pelatihan di lima wilayah. Diantaranya SMPN 13, SMPN 11, SMPN 19, SMPN 26, serta Teacher Learning Center (TLC) Pawiyatan.
Kepala Dindik Kota Surabaya Ikhsan, menjelaskan sejak tahun 2012 program konselor sebaya telah berjalan. Program ini bertujuan untuk melindungi dan menjaga anak Surabaya dari pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan sang anak.
Program ini ditujukan kepada para pelajar Surabaya yang memiliki rasa kepedulian tinggi kepada teman-temannya. Menurutnya, orang yang bermanfaat ialah orang yang berguna bagi sesamanya.
“Kita ingin curhatnya anak-anak dapat terwadahi dengan baik, selama ini mereka banyak curhat di media sosial sehingga tanpa disadari dapat dimanfaatkan oleh orang lain,” kata Ikhsan, Selasa (17/10) kemarin.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut menerangkan bahwa peran guru BK dan para kader konselor sebaya di setiap sekolah amatlah penting. Guru BK sebagai sahabat siswa berkolaborasi dengan kader konselor sebaya dalam upaya penanggulangan permasalahan anak di Surabaya.
Ikhsan menuturkan, melalui  konselor sebaya para siswa yang telah dilatih dapat membantu teman-teman yang sedih,  galau, serta baper (terbawa perasaan) untuk mau curhat sehingga masalah mereka terpecahkan dan tidak sampai salah jalan.
“Konselor sebaya telah berkembang menjadi ekstrakurikuler konselor sebaya dengan 10 modul pembelajaran” terangnya.
Hal senada diungkapkan Didik YRP dari Yayasan Genta Surabaya. Ia menuturkan pelaksanaan program konselor sebaya untuk merespon tumbuh kembang setiap manusia sejak lahir sampai menjadi individu yang berbeda dengan individu lainnya. Dimana, sesuai dengan passion dan kemampuannya. Untuk menjadi individu yang berbeda membutuhkan proses dan upaya.
“Bagaimana kita bisa mengendalikan potensi dan mengendalikan pengaruh eksternal yang dekstruktif serta mengubah pengaruh eksternal untuk mengembangkan kemampuan kita jika tidak dimulai sejak awal,” jelas dia.
Didik menambahkan, alur konselor sebaya yakni melakukan identifikasi terhadap perubahan yang terjadi pada teman. Tahap kedua menjadi teman curhat yang bisa dipercaya dan bisa membantu. “Kemudian mencatat permasalahan yang ditemui dan perkembangannya dan menyerahkan catatan permasalahan kepada guru BK untuk tindaklanjut penanganan masalahnya,” pungkasnya. [geh]

Tags: