Bisa Otomatis Bergetar saat Denyut Nadi Melemah

Salah seorang mahasiswa Ubaya tengah mencoba manfaat androsys, helm vibrator anti kantuk.

Salah seorang mahasiswa Ubaya tengah mencoba manfaat androsys, helm vibrator anti kantuk.

Kota Surabaya, Bhirawa
Mengendarai  motor tidak cukup hanya menggunakan alat pelindung saja agar selamat. Kondisi pengendara juga harus fit dan tidak dalam kondisi mengantuk. Dari pemahaman itu, dua mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) terinspirasi untuk menciptakan helm vibrator yang dapat mengusir rasa kantuk.
Ada-ada saja ide yang muncul dibenak Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan. Dua mahasiswa Jurusan Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Ubaya ini berhasil menciptakan helm anti drowsing system (Androsys) atau helm anti kantuk. Dengan memanfaatkan denyut nadi, helm dapat bergetar secara otomatis saat pengendara mulai mengantuk.
Helm androsys ini menggunakan pulse atau sensor kantuk yang ditempelkan pada bagian tubuh yang mengeluarkan denyut nadi. Saat denyut nadi mulai melemah, pulse selanjutnya mengirim informasi ke mikro controller yang terletak di bagian dalam helm. Dari mikro controller itulah denyut nadi yang melemah ditransmisikan ke vibrator sebagai perintah untuk menggetarkan helm. “Misalnya seseorang yang pada saat normal memiliki denyut nadi 80 per menit. Namun saat mengantuk, denyut itu akan melemah. Saat melemah, vibrator akan langsung bergetar,” kata Kristiawan.
Karena setiap orang memiliki denyut nadi normal yang berbeda-beda, Kristiawan membuat alat ini dapat diatur agar bisa menyesuaikan denyut normal penggunanya. Melalui getaran ringan ini, rasa kantuk pengendara diharapkan dapat berkurang. Namun Kristiawan mengatakan, rasa kantuk yang terlalu berat tetap harus diistirahatkan. Karena itu, selain untuk mengurangi kantuk, getaran ini juga bersifat mengingatkan pengendara. “Setidaknya pengendara itu sadar bahwa dirinya sedang dalam kondisi mengantuk dan harus segera berhenti untuk istirahat,” kata dia.
Getaran ini dinilai cukup ringan dan tidak akan membuat kepala pengendara menjadi sakit. Sebab, daya yang digunakan hanya sebesar 5 Volt. Dalam alat canggih ini sekaligus dilengkapi baterai untuk mengisi ulang. Sehingga alat ini dapat digunakan secara terus menerus. Selain itu, alat ini juga dirancang untuk dapat digunakan pada segala jenis helm Standart Nasional Indonesia (SNI). Cara memasangnya pun mudah, pemilik tinggal meletakkan vibrator persis di bagian ubun-ubun (di bawah spon helm). “Penambahan alat ini dijamin tidak akan mengurangi fungsi keamanan pada helm,” kata dia.
Gagasan awal dibuatnya helm ini sebenarnya memang untuk mengurangi angka kecelakaan pada pengendara roda dua. Ricky yang juga dalam satu tim pembuatan helm ini mengaku prihatin dengan fenomena kecelakaan. Apalagi saat musim lebaran tiba, jumlahnya mencapai ribuan. Karena itu dia membuat helm anti kantuk yang relatif murah. Jika dijual, dia mematok harga sekitar Rp 500 ribu bukan termasuk helm. “Ini harga yang murah jika dibandingkan dengan alat serupa yang sudah ada,” kata dia.
Alat serupa yang juga untuk mengurangi rasa kantuk melalui helm diakuinya memang ada. Namun alat tersebut menggunakan sensor otak yang harga sensornya saja ditaksir mencapai Rp 10 juta. “Kalau harga setinggi itu tentu tidak terjangkau oleh masyarakat. Apalagi mereka yang menggunakan roda dua,” kata dia.
Sebagai langkah pengembangan, Ricky mengaku akan meminimaliskan pulse yang saat ini masih menggunakan kabel panjang. Dia berencana meletakkan pulse pada pengait helm. Sehingga sensor akan mendeteksi denyut nadi yang terletak pada leher pengendara. Menurutnya ini akan jauh lebih simpel dan mudah dipakai.
Atas kreativitasnya itu, Ricky dan Kristiawan sukses mendapatkan Program Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta (PKM-KC). Meski hasil riset ini tak bisa berlanjut pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIM-Nas), mereka tak kecewa. Sebab gagal di PIM-Nas, bukan akhir dari cerita penelitian ini. Keduanya justru berhasil sukses di International Invention Innovation & Design (IIID) di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Johor, Malaysia. “Dari perhelatan tersebut, kami berhasil meraih medali emas,” pungkasnya. [tam]

Tags: