Bisakah Menurunkan Harga Sembako ?

Agus SamiadjiOleh :
Agus Samiadji
Wartawan Senior Anggota PWI Jatim

Pemerintah menargetkan di minggu pertama ramadan harga sembilan pokok diharapkan akan bisa turun. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri BUMN Rini Sumarno, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta seusai rapat koordinasi harga sembako.
Harga sembako yang diharapkan turun adalah harga daging sapi, harga bawang merah, gula pasir, tepung terigu, beras, minyak goreng, sampai kebutuhan pokok seperti bahan pertanian kentang, cabe, dll. Khusus untuk daging sapi yang sekarang harganya mencapai Rp 120.000,- per kg diharapkan bisa turun menjadi Rp 80.000,- per kg, beras medium diharapkan bisa turun menjadi Rp 9.000,- per kg, gula pasir yang sekarang Rp16.000,- per kg diharapkan bisa turun menjadi Rp 11.000,- per kg, bawang merah diharapkan hanya Rp 25.000,- per kg.
Pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah beserta jajarannya yang menangani harga sembako meminta agar para pengusaha jangan menaikkan harga sembako yang terlalu tinggi dan tak terjangkau oleh masyarakat. Gubernur Jatim DR. Sukarwo sebulan lalu sudah menghimbau kepada pedagang jangan mencari keuntungan yang besar dalam bulan ramadan dan idul fitri. Gubernur Jatim Sukarwo mengumpulkan para pemimpin pabrik gula di Jawa Timur, agar menjaga stabilitas gula karena produksi gula di Jawa Timur cukup tinggi.
Perum Bulog sebagai pengendali harga beras, telah melalukan operasi pasar, agar harga beras bisa turun. Karena beras adalah kebutuhan pokok masyarakat. Selain beras juga melakukan operasi pasar gula pasir, minyak goreng dan rencananya juga daging sapi. Menurut Menteri Perdagangan Thomas Lembong Perum Bulog ditugaskan impor daging 10.000 ton.
Menteri Perdagangan optimis, dengan impor daging beku tersebut, maka harga daging di bulan ramadan sampai hari raya Idul Fitri ditekan menjadi Rp 80.000,- sesuai permintaan Presiden Jokowi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa Jawa Timur tidak mau menerima daging impor karena persediaan daging di Jawa Timur cukup, ujar Gubernur Sukarwo.
Pertanyaan konsumen, bisakah dalam waktu singkat pemerintah bisa menekan dan menurunkan harga sembako ? Menurut hemat penulis menurunkan harga sembako secara drastis adalah sangat tidak mungkin. Karena sudah menjadi harapan dari para pedagang atau pengusaha kenaikan harga untuk memperoleh keuntungan tersebut sudah diharapkan terjadi pada setiap menjelang ramadan, Hari raya Idul Fitri serta hari Natal dan tahun baru. Daging misalnya, bisa menurunkan dari sekarang Rp 130.000,- menjadi Rp 100.000,- saja sudah bagus.
Daging ayam potong bisa cepat diturunkan, karena persediaan dalam negeri cukup. Yang banyak dibutuhkan masyarakat adalah beras, gula pasir, tepung terigu, telor ayam. Selain untuk keperluan sehari-hari, juga membuat kue untuk persiapan lebaran. Semua kebutuhan masyarakat yang tersedia di dalam negeri, bisa cepat diturunkan, tergantung dengan biaya angkut. Untuk menekan harga sembako di pasaran, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah beberapa tahun telah memberi subsidi angkut kepada pengusaha angkutan. Cara yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, sebaiknya bisa dicontoh oleh pemerintah provinsi lain di Indonesia.
Pemerintah menyatakan bahwa kebutuhan pangan untuk menghadapi lebaran dan hari raya idul fitri tahun 2016 ini cukup. Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional Gradjito menyatakan persediaan beras sejak bulan Mei sampai Juni tersediaan 10,8 juta ton, kebutuhan diperkirakan 8,4 juta ton, sehingga untuk keperluan Juli 2016 ada sisa 2,4 juta ton. Jumlah tersebut, bisa ditambah lagi dari hasil panenan bulan Juli 2016. Demikian juga persediaan sembako dijamin cukup, karena juga akan impor seperti kedelai, bawang merah, dan daging sapi.
Menurut hemat penulis yang penting harus diwaspadai adalah masalah kenaikan harga sejumlah harga bahan pokok seperti beras, gula pasir, kedelai, daging sapi, telor ayam dan terigu. Walaupun data persediaan beras cukup semua itu adalah hanya laporan saja dari petugas bawahan ke atas. Menurut pengalaman tahun lalu juga dilaporkan persediaan beras cukup, jumlahnya jutaan ton. Namun keberadaan beras tersebut ternyata dikuasai oleh para pengusaha sehingga bisa mempermainkan harga. Mengapa demikian ? sebab perekonomian Indonesia sejak reformasi ekonomi kita menganut ekonomi pasar, bukan ekonomi kerakyatan.
Operasi Pasar
Pemerintah tetap hanya melakukan operasi pasar atau OP untuk meredam harga sembako di pasaran. Perum BULOG bertugas untuk melakukan operasi pasar khususnya beras. Kalau dahulu tugas BULOG sebagai penunjang stok beras nasional, tetapi sekarang tugas BULOG juga untuk membantu pengadaan beras untuk orang miskin dan beras medium. Saat panen raya, BULOG kalah bersaing dengan tengkulak. Gabah banyak dikuasai oleh tengkulak atau pengusaha. Sementara Koperasi Unit Desa (KUD) yang dahulu melakukan pembelian gabah dan disetorkan ke BULOG sekarang sudah tidak ada lagi. Mengapa KUD tidak membeli gabah ? Karena dananya terbatas, sehingga yang menguasai beras di Indonesia itu adalah para pengusaha penggilingan beras.
Operasi pasar yang dilakukan oleh BULOG dilakukan di pasar tradisional, yang membeli rakyat terbatas tidak semua rakyat menikmati hasil operasi pasar. Sementara BULOG membawa ratusan ton beras, sebagian terpaksa dibeli para pedagang di pasar tersebut. Beruntung sekali pemerintah daerah dan koperasi UKM, telah melakukan bazar dan operasi pasar kampung sehingga rakyat tidak jauh pergi ke pasar. Operasi pasar hasilnya sangat kecil sekali, terbukti harga pangan masih tinggi.
Yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah harga bisa stabil dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah seharusnya melakukan rapat koordinasi setiap tahun sekali menjelang lebaran, Idul Fitri serta Natal dan tahun baru. Rapat koordinasi melibatkan Kementerian Pertanian dan Provinsi, bagaimana produksi ditargetkan berapa juta ton padi kering sawah, petani dijamin masalah harga pupuk dan bibit padi unggul. Untuk menjaga target melibatkan Kementerian PU dan Direktorat Pengairan, agar pengairan irigasi bisa terpelihara.
Kementerian Perdagangan untuk mengatur komoditi pangan berapa yang boleh diimpor. Kemudian Kementerian Keuangan mengenai dana yang diperlukan untuk meningkatkan produksi dan impor pangan. Perum BULOG dan Kementerian Koperasi dan UKM agar dilakukan kerjasama lagi dalam rangka memupuk stok pangan khususnya beras. Mengapa beras harus dijaga kwalitas maupun harganya ? Karena beras adalah merupakan komoditi pokok makanan rakyat.
Selain beras, harus mulai dirintis adalah tanaman kedelai, daging sapi, ikan laut dan tambak diharapkan nantinya bisa dipenuhi dalam negeri sendiri. Indonesia berhasil swasembada pangan pada tahun 2008 di bawah Pemerintah SBY, setelah menunggu selama 24 tahun. Perum BULOG berhasil membeli beras petani sebesar 3,2 juta ton dengan biaya Rp 15 trilyun.
Dengan pembelian beras di dalam negeri tersebut, maka perputaran keuangan didaerah bisa meningkatkan perekonomian di pedesaan. Saatnya sekarang kita harus swasembada pangan khususnya beras dan komoditi pangan lainnya. Kalau kita mau pasti bisa.

                                                                                                        ——————- *** ——————-

Rate this article!
Tags: