Bisnis Cafe di Malang Bidik Kalangan Muda

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Malang, Bhirawa
Dinginnya Kota Malang menjadi peluang besar bagi para pengusaha cafe untuk mengembangkan usahanya. Berbagai kiat dilakukan untuk menjaring pembeli terutama di kalangan anak muda dan mahasiswa.
Salah satu cafe yang barus saja di Legend Café yang berada di Jalan Bandungan Kota Malang memberikan nuansa berbeda, para pengunjung akan dimanjakan dengan fasilitas hiburan sambil bermain game seperti Playstation 4, Xbox, Ding Dong, Table Soccer, dan beberapa jenis hiburan lainnya. Hiburan-hiburan tersebut diberikan secara gratis.
Djatmiko, General Manajer Legend  Coffee, disela-sela lunching usahanya kepada wartawan akhir pekan kemarin mengutarakan, umumnya tempat ngopi hanya ada live musik saja. “Tetapi di tempat ini,  benar-benar  menawarkan venue yang nyaman bagi para mahasiswa untuk ngopi dan nongkrong,” katanya.
Dengan menu andalan Hot Chocolate serta beberapa macam minuman kopi dengan robusta ternama, Legend Coffe adalah alternatif tempat nongkrong baru di kota Malang karena lokasinya yang masih berada di kawasan kampus.
“Legend Coffee di kota Malang adalah yang kedua setelah kami sukses membuka di Jogjakarta, kami berharap bisa menjadi alternative bagi mahasiswa yang tengah mencari tempat nongkrong,”tutur Djamiko.
Pemilihan kota Malang, sebagai cabang kedua setelah Jogjakarta dikarenakan karakteristik masyarakat umumnya kawula muda sama dengan kota Jogjakarta. Seolah ingin mengulangi kesusksesan di Jogjakarta, Legend Coffee di Malang didesain sangat mewah.
Meski begitu ujar dia,  harga yang di tawarkan sangat bersahabat dengan kantong para mahasiswa. Harga minuman yang ditawarkan cukup murah, mulai dari harga Rp.  4 ribu hingga Rp.18 ribu saja. Demikian halnya dengan makanan  yang dijual berkisar antara Rp. 15 ribu hingga Rp.30 ribu  saja. “Itu sudah termasuk fasilitas  game secara gratis disini,” terangnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, bahwa Legend Coffee ini, murni untuk kalangan terpelajar, karena itu,  tidak menyediakan minuman beralkohol, bahkan di Jogjakarta sendiri sekitar 50 persen dari 800 pengunjung perhari adalah para Hijabers.
”Malang kami harap seperti itu, jadi bila ada wanita berjeilbab  atau para Hijabers pengen nongkrong disini dijamin aman karena tanpa alkohol disini,” tuturnya. [mut]

Tags: