Bius Mahasiswa, Guru Besar UGM Dibuat Kaget dengan Presentasi Gubernur Jatim

26-pakde-UGMKetika Pakde Karwo Bicara di Hadapan Civitas Akademika UGM
Jogjakarta, Bhirawa
Siang itu, langit di atas Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta terasa sangat bersahabat. Cuaca yang sejuk mendukung ratusan civitas akademika dan mahasiswa Kampus Biru untuk berbondong-bondong datang ke Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Gedung MM UGM, Selasa (25/3). Mereka bukan untuk beraktivitas seperti biasa, tapi untuk mendengarkan kuliah umum yang disampaikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH, MHum.
Kuliah umum ini mungkin bagi civitas akademika dan mahasiswa UGM kuliah umum yang tak biasa, sebab mendatangkan praktisi dari pemerintahan yang sudah diakui keberhasilannya. Makanya tak heran jika auditorium yang kapasistasnya mencapai 400 orang hampir keseluruhannya terpenuhi tempat duduknya.
Acara yang dimulai sekitar pukul 10.30 itu berlangsung sangat gayeng dan santai namun tak meninggalkan pokok intinya. Sebab Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, menyampaikan materi dengan ciri khasnya yang diselingi banyolan-banyolan segar.
Baru mukadimah, mantan Sekdaprov Jatim itu sudah membuat peserta kuliah umum tertawa-tawa. “Salah satu gelar saya adalah MHum, artinya Magister Humor bukan Magister Humaniora,” katanya, yang langsung disambut tawa riuh para peserta.
Tak hanya itu, beberapa kali Pakde Karwo juga melontarkan joke yang membuat suasana kuliah umum tak terasa sudah berjalan dua jam. Setiap paparan program yang disampaikan selalu diselingi dengan guyonan yang tak disangka-sangka. “Saya sangat setuju jika perempuan itu bekerja atau memiliki kesibukan. Sebab jika perempuan tak bekerja nanti anaknya banyak, karena hiburannya cuma itu. Kalau punya pekerjaan, hiburannya akan lebih banyak dan bervariasi bukan hanya itu,” kata Pakde Karwo, seolah menyiratkan yang dimaksud itu adalah hiburan berhubungan suami istri.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo memaparkan, pengembangan ekonomi kerakyatan di Jatim dimulai sejak kepemimpinannya pada 2009-2014. Mengusung visi ‘Jawa Timur Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka NKRI’ dengan misinya ‘Makmur Bersama Wong Cilik Melalui APBD untuk Rakyat’.
Guna menyukseskan visi dan misinya, disampaikannya, ada tiga track yang dilakukan di Jatim yakni terhadap wong cilik pemerintah memberikan cash transfer, koperasi dan UMKM diberikan pinjaman lunak, dan korporasi diberikan fasilitasi gathering dan jaminan pemerintah (government guarantee) seperti tanah atau lahan, perizinan, power plan, dan buruh tidak boleh anarkhis.
“Konsep pembangunan dengan menggunakan pendekatan pembangunan wilayah harus didekatkan dengan kelompok bawah,” ujarnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Prof Gunawan Sumodiningrat MEc, PhD mendukung best practices ekonomi kerakyatan yang disampaikan Pakde Karwo. Menurutnya, konsep-konsep yang disampaikan orang nomor satu di Jatim itu sudah sesuai dengan pemikiran dari UGM mengenai ekonomi kerakyatan.
Nilai positifnya mengangkat Pakde Karwo menjadi pembicara ekonomi kerakyatan yakni bisa berbagi best practices ekonomi kerakyatan yang secara nyata dilakukan di Jatim. “Pakde Karwo merupakan pemimpin yang dekat dengan rakyat dan dapat memberikan contoh yang baik di Jatim,” ujarnya.
Gunawan mengaku kaget dengan presentasi yang disampaikan Pakde Karwo karena sebelumnya tidak pernah berkomunikasi, tetapi presentasi yang disampaikan sama persis dengan apa yang akan disampaikannya dalam seminar itu. Pembangunan diharapkan dekat dengan rakyat atau wong cilik. Pembangunan yang benar harus pro poor, pro growth, dan pro job.
Menurutnya, Pakde Karwo telah memiliki konsep yang jelas, disepakati dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Hal itu yang paling penting. Pemerintah harus tegas menggunakan regulasi, SDM yang tepat, teknologi, dan monitoring evaluasi yang semuanya ditujukan untuk rakyat. “Paparan Pakde Karwo positif, tanpa politik. Pakde Karwo langsung pada data kongkretnya di lapangan. Yang penting dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Pendekatannya sudah betul. ” ujarnya.
Dijelaskannya, hal positif yang didapatkan dari paparan Pakde Karwo lainnya yakni kegigihan Gubernur Jatim untuk melindungi rakyatnya dengan membuat regulasi untuk menolak impor seperti produk-produk hortikultura, daging impor, gula rafinasi, dan sebagainya. Selain itu, untuk menangani wong cilik, Pemprov Jatim melakukan pendampingan melalui program Jalin Kesra. “Pendampingan yang ditunjang dengan keberpihakan Pemprov Jatim terhadap wong cilik dapat menjadi modal keberhasilan Jatim,” kata Gunawan.
Lebih lanjut disampaikannya, kalau impilikasi ekonomi kerakyatan dari Jatim, digabungkan dengan teori yang ada di UGM, dan spirit dari Kota Tual, maka Indonesia akan menjadi lebih mantap dan bisa menangani permasalahan-permasalahan yang ada.
Tak hanya guru besar yang dibuat kaget, Pakde Karwo juga mampu  membius  ratusan mahasiswa yang hadir. Mereka kagum dengan kepemimpin Gubernur Jatim yang mampu menjadikan provinsi paling ujung timur Pulau Jawa itu dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas rata rata nasional.
Penilaian itu disampaikan sejumlah mahasiswa peserta seperti yang disampaikan, Khoridatul Afroh dari Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kali Jaga. Dia selama ini penasaran dengan sosok Pakde Karwo. Sebab dari informasi yang didapat dari media, Pakde Karwo tersebut banyak memiliki program kerakyatan untuk mengangkat perekonomian masyarakat kecil.
“Kebetulan saya punya keluarga yang tinggal di Jawa Timur. Informasi dari saudara itu Pakde Karwo telah berhasil memimpin Jatim dengan baik. Apalagi ada program-program untuk perempuan seperti Kopwan (koperasi wanita). Dan kini saya buktikan dengan saya mendengarkan pemaparannya di kuliah umum di UGM ini,” katanya.
Menurutnya, Pakde Karwo telah berhasil menyentuh psikologi masyarakat agar juga ikut membangun Jatim lebih baik. Karena percuma pemerintah memiliki program yang baik jika masyarakatnya tak ikut serta dalam pembangunan itu. Jadi antara pemerintah dan masyarakat harus bersinergi, bersama-sama membangun daerah, tak bisa hanya pemerintah saja.
“Seperti yang disampaikan Prof Gunawan (salah seorang narasumber dan Guru Besar Ekonomi UGM Gunawan Sumodiningkrat), apa yang dilakukan Pakde Karwo selama ini telah sesuai dengan teori ekonomi kerakyatan. Makanya tak heran jika Prof Gunawan menyatakan Pakde Karwo cocok jadi kepala negara nantinya,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Fahrur salah satu mahasiswa Ekonomi UGM. Mendengarkan ceramah Pakde Karwo, sepertinya semuanya sudah terjawab berbagai persoalan serta konsep untuk memajukan suatu daerah. Dari segi data serta penerapan di lapangan, tidak bisa diragukan lagi kemampuan Pakde Karwo dalam memimpin Jatim. “Konsepnya sangat matang, belum pernah mendengarkan ceramah kepala daerah seperti  Pakde Karwo,” ujarnya. [iib]

Tags: