BKKBN Jatim Latih Tim Enumerator Survei Kinerja dan Akuntabilitas KKBPK

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Pusat, Prof drh Muhammad Rizal Martua Damanik didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yenrizal Makmur dalam membuka SKAP 2019 di Hotel Grand Dafam Signature Surabaya, Kamis (9/5) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Optimistis Jatim Masuk 3 Besar)
Surabaya, Bhirawa
BKKBN Provinsi Jawa Timur melatih tim enumerator Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (SKAP) tahun 2019. Pelatihan ini dilaksanakan mulai tanggal 9-22 Mei di Hotel Grand Dafam Signature Surabaya.
Acara dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Pusat, Prof drh Muhammad Rizal Martua Damanik. Dalam sambutannya, SKAP di Jawa Timur saat ini telah menduduki peringkat ke-5. Hal tersebut dinilai sangat luar biasa lantaran selama ini Jawa Timur tidak masuk nominasi sebelumnya.
“Ini kan luar biasa, Jatim masuk dalam nominasi 5 besar. Insya Allah kali ini bisa naik menjadi peringat 3 besar. Karena Jatim banyak prestasi yang diraih. Dalam pelaksanaan SKAP 2019 kita targetkan 3 besar,” katanya dihadapan peserta SKAP 2019 berjumlah 62 orang dari mahasiswa dan 18 supervisor.
Dalam Technical Assistance kali ini mengusung jargon SKAP Jatim 2019 “Sukses Luar Biasa”, BKKBN Jawa Timur “Jaya Luar Biasa”.
Pada kesempatan sama, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yenrizal Makmur mengatakan kegiatan ini adalah evaluasi tentang kinerja BKKBN. Nanti, akan bisa dilihat outputnya seperti bagaimana remaja usia nikah.
Kemudian, lanjut Yenrizal, tentang pengetahuan remaja terkait reproduksi. “Ini dilakukan sebanyak 102 kluster, paling banyak di Indonesia paling banyak di Jatim. Dengan diikuti 62 orang peserta, 44 enumerator dan supervisor 18 orang dan tenaga monitoring ada 6 orang,” jelasnya.
Ditanya target tahun 2019 masuk 3 besar, Yenrizal mengatakan bahwa dari jumlah provinsi di Indonesia nantinya diambil 10 besar terbaik melakukan survei.
“Karena survei ini dilakukan oleh mahasiswa, bukan orang BKKBN. Mereka dilatih tentang pengetahuan agar tidak sulit untuk bertanya. Sehingga hasil evaluasi ini betul-betul independen,” terangnya.
Yenrizal melanjutkan, dalam menentukan lokasinya juga dari Badan Pusat Statistik (BPS). “Jadi lokasi tempat dan desanya diacak. Nah, 3 besar itu karena kemarin survei sebelumnya kita tidak dapat apa-apa. Tapi kemarin kita 5 besar terbaik. Kalau kondisinya seperti ini Insya Allah kita bisa meraik 3 besar terbaik,” pungkasnya. [geh]

Tags: