BKKBN Jatim Optimis Raih MDG’s Tahun 2015

gedung BKKBN JatimSurabaya, Bhirawa
Setelah sukses meraih Penghargaan MDG’s  5b (Kesehatan Reproduksi) 2014, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim optimis tahun depan mendapat MDG’s 2014.
Menurut Kepala BKKBN Jatim Dwi Lisyawardani keberhasilan Jatim berhasil menyabet Award dikarenakan adanya dukungan dari Gubernur Jatim, Soekarwo.  Dani menyatakan, diterimanya penghargaan MDGs Award 2014 oleh Jatim karena Gubernur Jatim telah menerbitkan surat dukungan pelaksanaan program KB Kabupaten/Kota. Dukungan surat itu diterbitkan Pakde Karwo yang tertuang dalam Surat Nomor 440/3035/031/2010 tanggal 25 Pebruari 2010.
“Ini merupakan langkah awal revitalisasi pelaksanaan program KKBPK di Provinsi Jawa Timur untuk lebih mengoptimalkan keberhasilan program,” katanya.
Ia menambahkan, dukungan Gubernur Soekarwo tidak hanya melalui surat tetapi juga implementasi melalui pembiayaan lewat APBD yang selaras dengan apa yang sudah diamanatkan dalam undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Dimana, undangundang mengajak untuk seluruh pemerintah daerah ikut mewujudkan penduduk yang seimbang dan berkualitas lewat pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk.
Selain itu juga menekankan pada aspek peningkatan ketahan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan dan kehamilan. “Implementasi itu akan menjadikan penduduk sebagai sumber daya manusia yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan bangsa kita. Selain itu juga untuk membangun daya saing dengan bangsa lain dan dapat meningkatkan hasil pembangunan secara adil dan merata,” katanya.
Menurutnya, dukungan pencapaian program Keluarga Berencana yang sudah dihasilkan oleh Pemprov Jatim tercatat mampu menghasilkan penduduk yang berkualitas. Untuk capaian adalh laju pertumbuhan penduduk untuk RPJMN sudah mencapai 1,14 persen dan 1,09 untuk RPJMD Jawa Timur.
Sedang untuk angka kelahiran total sudah mencapai 2,1 TFR, KB pria 4,5 persen dari total keseluruhan dan unmeet need atau pasangan usia subur yang belum tertangani KB mengalami penurunan jumlahnya hingga 5 persen.
Selain itu, median umur kawin pertama perempuan sudah mencapai 21 tahun, meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien (REE) juga menjadi salah satu upaya yang terus digenjot.
Tak hanya itu saja, provinsi ujung timur pulau Jawa itu juga mampu meningkatkan partisipasi keluarga dalam menumbuh kembangkan anak usia dini, meningkatnya jumlah keluarga pra sejahtera dan Keluarga Sejahtera I anggota UPPKS dalam usaha ekonomi produktif serta meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam pelayanan PKBN.
“Ini untuk bagaimana peningkatan kualitas masyarakat kita ini bisa semakin sejahtera,” kata Dani.
Sementara itu, lanjut Dani, sesuai data BPS tahun 2009, laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur mengalami penurunan angka hingga 0,52 persen. Angka mengalami penurunan dari kurun waktu tiga tahun mulai tahun 2006 (0,57 persen), 2007 (0,56 persen), 2008 (0,54 persen) dan 2009 (052 persen). Sedang untuk angka kelahiran total (TFR), Jawa Timur mampu menekan angka tersebut hingga 1,92. Jumlah tersebut dinilai rendah jika disbanding dengan TFR nasional yang mencapai 2,1 TFR. [dna]

Tags: