BKKBN Minta Lansia Kawal Program Revolusi Mental

Untuk meningkatkan kesehatan para lansia mengikuti beberapa kegiatan

Surabaya, Bhirawa
Guna mensukseskan program revolusi mental dalam keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN meminta agar keberadaan lansia dimaksimalkan. Lansia sebagai golongan yang telah memiliki pengalaman hidup diharapkan bisa membagi pengalaman hidup untuk generasi muda.
”Lansia diharapkan menjadi salah satu motor penggerak Gerakan Revolusi Mental di keluarga masing-masing”. jelas Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal, Selasa(6/6).
Nofrijal mengatakan, lansia tidak hanya dipandang sebagai manusia yang menjadi beban keluarga atau beban pembangunan  sudah saatnya lansia menjadi pemimpin utama dalam  memberikan nasihat dan himbauan agar anak cucu mereka melakukan perubahan yang fundamental, yaitu perubahan mental. Saat ini keberadaan lansia di Indonesia angkanya cukup tinggi.
Dari data yang dihimpun menunjukkan Indonesia masuk ke dalam negara berstruktur penduduk tua (ageing population)  karena memiliki proporsi lanjut usia (Lansia)  (60 tahun keatas) yang besar (di atas 7%). Hal tersebut dapat ditunjukkan dari data Susenas tahun 2015, bahwa jumlah Lansia sebanyak 21,5 juta jiwa atau sekitar 8,43% dari seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2015.
”Dari data penduduk tersebut menunjukkan populasi lansia cenderung meningkat setiap tahunnya, sehingga akan diikuti pula meningkatnya masalah lansia,” terangnya.
Menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2014, lansia masih aktif bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebesar 47,48%, namun di sisi lain diketahui semakin bertambah tua umurnya, maka lansia yang mengalami kemunduran fungsi organ akan semakin banyak.
Angka kesakitan lansia tahun 2014 sebesar 25,05% berarti bahwa sekitar satu dari empat lansia pernah mengalami sakit dalam satu bulan terakhir. ”Hal tersebut menyebabkan lansia rawan terhadap serangan berbagai penyakit,” tambahnya
Dalam upaya meningkatkan fungsi keluarga dalam memberdayakan lansia agar tetap sehat dan produktif serta menjadi Lansia Tangguh, BKKBN mengembangkan kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) melalui program lansia Tangguh yang saat ini telah berkembang disebagian besar kecamatan.
Menurutnya, pengembangan kelanjutusiaan tidak hanya berfokus pada Lansia tapi juga berbasis siklus hidup seperti yang telah dilakukan BKKBN saat ini dengan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) melalui Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja melalui program Generasi Berencana (GenRe),  serta meningkatkan kesejahteraan keluarga  melalui kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). [dna]

Tags: