BKKBN Nilai Pelayanan PLKB Belum Maksimal

Dwi ListywardaniSurabaya, Bhirawa
Kendati program KB di Jatim sudah dinilai berhasil, tidak membuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim ini puas. BKKBN menilai pelayanan program KB di lapangan belum optimal.
Kepala BKKBN Jatim Dr Dwi Listywardani mengaku, belum maksimalnya pelayanan program KB di  masyarakat dipengaruhi oleh kualitas Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam melakukan pendekatan pada akseptor. Padahal, pemerintah telah menyiapkan anggaran besar untuk kegiatan ini.
“Kurang dekatnya PLKB dengan akseptor inilah yang mempengaruhi kualitas pelayanan,” tuturnya,
Dikataknnya, anggaran penggerakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sangat besar. Di Jatim sudah  disediakan Rp 68 miliar untuk dana penggerakan. Sayangnya anggaran ini hanya terserap lima persen pada tahun lalu. Menurut laporan pelayanan KB, dari 4.000 lebih pelayanan KB yang diklaim hanya lima persen.
“Ini kan sayang, kalau dalihnya mandiri, anggaran ini juga bisa diperuntukkan KB mandiri. Seharusnya anggaran ini dimaksimalkan. Saya berharap dana penggerakan bisa diserap hingga 50 persen dan 30 persen saja sudah bagus dan bisa meningkatkan kualitas pelayanan,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk pelayanan BKKBN sudah menyiapakan anggaran untuk masing-masing akseptor. Untuk pemasangan IUD dan implan disiapkan dana Rp 125 ribu per akseptor. Sedangkan metode operasi wanita (tubektomi) dan metode operasi pria (vasektomi) masing-masing akseptor disediakan Rp 500 ribu.
Selain itu, bukan hanya anggaran penggerakan, dana alat kontrasepsi (alkon) juga cukup besar. Untuk Jatim nilai alkon Rp 169 miliar. Paling banyak di Surabaya senilai Rp 17 miliar dan senilai Rp 13-14 miliar untuk Malang dan Jember.
“Dana penggerakan ini untuk biaya transportasi akseptor ke Puskesmas, bahkan ada biaya konsumsi. Tidak hanya untuk akseptor di dalamnya juga dianggarkan untuk petugas. Ini seharusnya dimaksimalkan sehingga pelayanan lebih bagus dan jumlah akseptor bisa meningkat,” tegasnya.
Saat ini pihaknya akan lebih fokus dalam menyosialisasikan dan mengadvokasi masyarakat terkait MKJP, seperti IUD, sterilisasi, dan implan. Metode operasi wanita (tubektomi) dan metode operasi pria (vasektomi) juga terus diperkenalkan ke masyarakat. [dna]

Tags: