BKN Award 2018, Wujud Kesuksesan Pakde Karwo Kelola ASN

Kepala BKD Provinsi Jatim Anom Surahno SH SMi foto bersama dengan penerima penghargaan BKN Award 2018 lainnya usai menerima penghargaan dari Kepala BKN Dr Ir Bima Haria Wibisana MSIS.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Satu lagi prestasi yang sangt membanggakan diraih Pemprov Jatim. Kali ini bidang pengelolaan kepegawaian, dengan meraih BKN Award 2018. Penghargaan ini bukan pertama kalinya bagi pemprov, tapi sudah menjadi yang keempat kalinya.
“Kita baru saja mendapat BKN Award 2018 sebagai provinsi terbaik pertama. Jatim peringkat pertama disusul Sulawesi Selatan, Bali, Riau dan Jabar. Ada beberapa penilaian, seperti selama penyusunan formasi (CPNS), perencanaan dan pelayanan pengadaan implementasi sistem aplikasi kepegawaian, serta pemanfaatan CAT dalam BKN,” ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jatim, Anom Surahno SH MSi, Kamis (12/7).
Menurut Anom, berkembangnya teknologi yang semakin canggih, menjadi tantangan bagi BKD Jatim ke depan. Bagaimana pemanfaatannya dapat memaksimalkan sumber daya pegawai yang ada. Dia mengakui, semakin majunya teknologi dapat memperlancar pelayanan dan memaksimalkan sumber daya pegawai.
Namun, lanjutnya, hal tersebut justru menjadi tanyangan ke depan bagi pihaknya, agar bisa mengantisipasinya. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi yang luar biasa ini. Disamping juga memberdayakan sumber daya pegawai secara maksimal. Sebab, mau tidak mau kedepan pasti mengurangi tenaga orang dengan mesin.
Disebutkan mantan kepala Biro Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setdaprov Jatim ini, sebenarnya sudah sejak lama pemprov menerapkan teknologi dalam memberikan pelayanan. Ini tak lepas dari kepercayaan yang diberikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo untuk lebih kreatif lagi. “Diberi kesempatan dan peluang untuk kembangkan itu (inovasi). Pucuk pimpinan beri kepercayaan, itu yang terpenting. Oleh karenanya kita wajib mempertahankan kepercayaan tersebut,” urainya.
Penggunaan CAT dalam tes CPNS oleh pemprov Jatim misalkan, Gubernur telah sejak lama menginstruksikan agar ada pengurangan orang bertemu orang pada rekrutmen. Harapannya orang langsung bertemu sistem. Hal ini guna menjaga profesionalisme. “Jadi kita tidak bisa intervensi lagi,” ungkapnya.
Begitu juga dengan penilaian kinerja pegawai yang dilakukan dengan teknologi. “Siapa mengerjakan apa, dimana, kita punya data itu. Selanjutnya segera kita akan remonrasi. karena kita sudah punya data-data itu. Dengan begitu instansi punya komitmen kecepatan pengusulan dan berkas,” bebernya kepada Radar Surabaya.
Dengan perencanaan formasi yang bagus, instansi atau organisasi perangkat daerah (OPD) memiliki peta jabatan dan rencana kebutuhan pegawai selama 5 tahun. Ini tentunya mempermudah dalam penataan pegawai di Jatim.
Terlepas dari itu semua, menurut Anom, apresiasi pemerintah pusat tersebut terhadap inovasi yang telah dilakukan. Bakal menjadi pemicu untuk tanggung jawab lebih baik lagi. Kedepan, keberhasilan penggunaan teknologi tersebut akan ditularkan pada daerah atau kabupaten/kota yang belum menerapkan. “Pemberian BKN Award tersebut merupakan yang ke empat kalinya diraih Jatim,” ungkapnya.
Kedepan, Anom menuturkan, dirinya bakal terus mengembangkan inovasi teknologi. Terbaru, yaitu melakukan kerjasama dengan Taspen dalam mengelola dana pensiun. “Kita punya e-master dengan oengembangan kerjasama bersama e-taspen. Jadi nanti Pegawai yang pensiun tidak lagi repot mengurus berkas. Bisa langsung mendapat haknya,” tandasnya. [iib*]

Tags: