BKOW Jatim dan Enam Organisasi Wanita Tanda Tangani PKS dengan Pemprov Jatim

Surabaya, Bhirawa
Fatma Saifullah Yusuf Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita atau BKOW Provinsi Jawa Timur, menjadi salah satu peserta dari 7 organisasi wanita yang ikut menandatangani perjanjian kerjasama (PKS) dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur di acara Gelar Pelaku Usaha Wanita Kreatif Jatim di JX Internasional Expo Surabaya, Sabtu (30/3) sore.
Tujuh Organisasi ini meliputi TP PKK Jawa Timur, BKOW Provinsi Jawa Timur, PW Muslimat NU Jawa Timur, PW Fatayat NU Jawa Timur, PW Aisyiyah Jawa Timur, DPD Iwapi Jawa Timur, DPD Wanita Katolik RI. Dengan dilakukannya PKS dengan beberapa dinas terkait, maka ketujuh organisasi ini diharapkan dapat membantu program-program pemerintah.
Dikesempatan ini pula, diluncurkan Kartu Jatim Berdaya oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Kartu tersebut diperuntukkan bagi para pelaku usaha yang bisnisnya sudah jalan atau bukan pemula, sebagai upaya penguatan bagi pelaku usaha wanita kategori kreatif.
“Jadi kartu ini untuk mereka yang sudah memulai usaha dan sudah teridentifikasi apa jenis usahanya, jadi ini sebagai pemberdayaan dan perluasan akses bagi mereka,” katanya saat menghadiri acara Gelar Pelaku Usaha Wanita Kreatif Jatim di JX Internasional Expo Surabaya, Sabtu (30/3) sore.
Menurut Khofifah, dalam kartu Jatim Berdaya tersebut terdapat ‘chip’ yang memberikan data dan informasi mengenai jenis usaha dan omzet yang dimiliki pemilik kartu. Sehingga dari data dan informasi tersebut akan membantu berapa besaran pinjaman yang layak diterima oleh pelaku usaha tersebut.
“Penerima kartu ini juga berhak menerima pinjaman dengan akses bunga enam persen,” katanya.
Melalui kartu ini, para pelaku usaha wanita kategori kreatif Jatim bisa terus mengembangkan usahanya, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Apalagi saat ini kita telah memasuki era digitalisasi ekonomi, maka seluruh pelaku usaha harus kreatif, inovatif. Bila tidak, saya khawatir kita akan kalah dengan produk yang kreativitas dan inovasinya lebih tinggi,” katanya.
Era digitalisasi ekonomi saat ini, lanjutnya, harus dihadapi pelaku UKM dan IKM dengan cermat. Apalagi era revolusi industri 4.0 memunculkan banyak daya saing industri termasuk munculnya start up baik dari dalammaupun luar negeri.
“Di era revolusi industri 4.0 ini usaha yang paling banyak adalah indutri makanan minuman. Kita lihat banyak bermunculan usaha cafe, warung makan, termasuk memesan makanan melalui aplikasi online. Kami ingin pelaku usaha wanita kreatif Jatim masuk ke digitalisasi ini,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Terkait industri makanan dan minuman ini, Gubernur Khofifah meminta para pelaku usaha memperhatikan soal packaging dan higienitas. Termasuk memiliki izin edar MD (izin industri bersifat lokal untuk pangan) dari Badan POM.
Gubernur perempuan pertama Jatim ini juga sudah meminta Badan POM untuk membuka layanan perizinan di lima kantor Badan Koordinasi Wilayah dan Pembangunan (Bakorwil) yang ada di Jatim dan satu di Kantor eks Karesidenan Kediri.
“Kami juga membuka pintu seluas-luasnya bagi start up yang ingin masuk di Jatim agar bisa ikut mendampingi UKM dan IKM supaya packaging bisa lebih baik, higienitas tinggi, sampai dengan memberikan literasi digital sehingga mereka mampu mengakses market place. Salah satu yang sudah jalan kemarin dengan Bukalapak,” pungkasnya.
Selain pimpinan tujuh organisasi yang juga menerima Kartu Jatim Berdaya, hadir pula beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, Dirut Bank Jatim, Dirut Bank UMKM, para penerima bantuan dana bergulir serta pelaku usaha wanita kreatif lainnya. (iib)

Tags: