BKPPM Tingkatkan Kemampuan UMKM

Para Narasumber pelaksanaan KPPMD dengan tema Surabaya destinasi emas berinvestasi di JW Mariot.

Para Narasumber pelaksanaan KPPMD dengan tema Surabaya destinasi emas berinvestasi di JW Mariot.

(Agar Bisa Bersaing di Internasional)

Surabaya, Bhirawa
Lambat laun Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Surabaya sudah mulai menerobos pasar internasional. Keberhasilan ini, berkat keseriusan Pemkot Surabaya untuk memajukan dan mensejahterakan UKM Surabaya.
Salah satu yang dilakukan adalah memfasilitasi UKM dengan memberikan akses kemitraan dengan pengusaha menengah dan besar. Sejak tahun 2011, Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya melaksanakan temu usaha UKM dan pengusaha. Kegiatan ini bertujuan supaya investor bisa mengetahui secara detail UKM yang ada di Surabaya.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM), Eko Agus Supiadi Sapoetra Rabu (23/11), pada acara konsolidasi perencanaa penanaman Modal daerah, di rumah hotel JW Mariot.
Eko Agus Supiadi mengatakan bahwa era Asean Economic Community (AEC) dan Asean Free Trade Area (AFTA) termasuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Pemkot Surabaya telah mempersiapkan UKM untuk mampu bersaing.
“Untuk itu BKPPM telah memberikan kemudahan perizinan, kemitraan dan teknologi terhadap UKM agar bisa meningkatkan daya saing terhadap produk luar,” jelasnya.
Eko Agus juga menjelaskan dalam setiap tahunnya UKM yang berada dalam bimbingan BKPPM semakin bertambah. ”Targetnya setahun 12 UMKM namun tahun ini saja ada 14 UMKM. Untuk itu kita seleksi yang benar-benar bisa bersaing,” tambahnya.
Mantan Kadisperindag kota Surabaya ini menjelaskan, mulanya tahun 2011 BKPPM melakukan kemitraan dengan peemerintah daerah (pemda) di Indonesia. Kemudian di tahun 2012 kemitraan dilakukan dengan menggandeng pengusaha besar di Surabaya.
Baru, pada tahun 2013 kita mencoba jalin kemitraan usaha dengan pengusaha besar yang memiliki akses internasional. Hasilnya, dari 4 UKM yang melakukan kemitraan hampir semuanya berhasil dan sekarang sudah naik satu strip menjadi usaha menengah.
“Salah satu UKM kita yang memproduksi tas berbahan enceng gondok sudah berhasil ekspor ke Swedia. Dan sekarang sudah mulai kewalahan menerima pesanan. Hal itu menunjukkan kalau kualitas produksi UKM Surabaya tidak kalah dengan Negara lain,” katanya.
Pelan tapi pasti, beberapa UKM Surabaya sudah mulai go internasional. Melalui kemitraan yang dilakukan bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surabaya.
Eko mengharapkan pihak HIPMI benar-benar serius memberikan pembinaan mulai dari pengembangan SDM, manajemen, dan teknologi pengembangan produknya.
“Memang kita perlu akui UKM di Surabaya rata-rata kalau sudah mendapatkan pesanan dalam jumlah besar biasanya kewalahan dan berakibat pada pengiriman produk,” ujarnya. [dre]

Rate this article!
Tags: