BKSDA Tulungagung Pasang Kamera Intai Harimau di Hutan Nyawangan

Petugas BKSDA memasang kamera pemantau di salah satu pohon di kawasan Hutan Nyawangan, Senin (11/1).

Tulungagung, Bhirawa
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melakukan pemasangan kamera pengintai di kawasan Hutan Nyawangan Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung, Senin (11/1). Pemasangan kamera tersebut untuk mengidentifikasi kemunculan Harimau Jawa yang saat ini dikabarkan berkeliaran di daerah tersebut.

“Hari ini kami akan pasang tiga kamera di daerah Nyawangan untuk menangkap gambar harimau itu seperti apa,” ujar Kepala Resort RKW BKSDA Blitar, Joko Dwiyono, Senin (11/1).

Menurut dia, pemasangan kamera pengintai dilakukan setelah BKSDA mengumpulkan data (pulbaket) dari masyarakat yang berjumpa dan melihat jejak keberadaan harimau.

“Dari fulbaket itu diperkirakan ada dua jenis harimau. Ada yang tutul dan satunya lagi mengarah ke loreng. Soal jumlah belum bisa dipastikan karena jejak kaki sudah tidak utuh lagi,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Joko Dwiyono, BKSDA baru memasang kamera di kawasan hutan Nyawangan saja. Belum di di kawasan hutan wilayah Desa Nglurup Kecamatan Sendang, meski di daerah tersebut ada satu warga yang melihat secara langsung keberadaan sang raja hutan itu. Bahkan sempat berpapasan.

“Temuan jejak kaki harimau di wilayah Desa Nyawangan jaraknya relatif dekat dengan pemukiman penduduk. Jaraknya sekitar 2 km. Karenanya kami minta warga setempat untuk lebih waspada dan jangan sampai melakukan jeratan atau melukai harimau,” paparnya.

Joko Dwiyono belum bisa memastikan mengapa harimau sampai turun mendekati pemukiman penduduk. Padahal saat ini masih musim penghujan.

“Biasanya harimau turun mencari air atau sungai saat musim kemarau. Mungkin saja mencari makan. Tetapi ini masih terlalu dini untuk dianalisa,” tandasnya.

Menjawab pertanyaan, Joko Dwiyono menyatakan jika nanti memang benar ada harimau yang tertangkap kamera, BKSDA bakal melakukan tindaklanjut.

“Kalau sudah ada gambar pasti kami tindaklanjuti. Nanti pimpinan kami yang akan mengambil langkah,” bebernya.

Sebelumnya, Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH) Karangrejo, Slamet Winarno, mengakui telah mendapat laporan tentang keberadaan Harimau Jawa di dua tempat, yakni di kawasan Hutan Nyawangan dan kawasan Hutan Nglurup.

“Yang di wilayah Nyawangan itu terjadi empat minggu lalu. Warga melihat ada banyak jejak tapak kaki harimau. Sementara yang di Nglurup, ada warga yang bernama Damin melihat langsung dengan Harimau yang berada dalam jarak sekitar 7 meter,” ujarnya.

Informasi keberadaan harimau yang jelas-jelas meresahkan warga ini, menurut dia, langsung dikoordinasikan dengan BKSDA Kediri. “Dan kami minta pada warga untuk lebih berhati-hati dan waspada. Apalagi pada para penadah getah pinus yang berada di wilayah hutan lindung. Mereka kami beri edukasi juga jangan sampai melakukan perburuan pada harimau yang dilindungi,” paparnya.

Slamet Winarno menduga keberadaan Harimau yang turun ke sekitar pemukiman warga tidak hanya satu ekor sja. Tetapi sejumlah tiga ekor. “Informasi yang kami dapat jejak kakinya ada yang besar dan ada yang kecil. Seperti induk dan anaknya,” ucapnya. (wed)

Tags: