BKSP Jawa Timur Dorong Perusahaan Optimalkan Tenaga Magang

Sharing dan Workshop Kerjasama Kadin Jatim dan BKSP serta IHK

Surabaya, Bhirawan
Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) dan Kamar Dagang Industri Jawa Timur (Jatim) bekerja sama dengan bagian pendidikan vokasi luar negeri IHK (Kadin Jerman) mendorong kepada perusahaan yang ada di wilayah Jatim untuk mengoptimalkan keberadaan tenaga siswa magang.
Ketua BKSP Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, dengan adanya peserta magang di sebuah perusahaan, maka bisa terbantu proses produksinya.
“Selain itu, para peserta magang ini juga nantinya dididik sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan itu, nantinya kami juga akan memberikan pelatihan,” katanya usai kegiatan Sharing dan Workshop bertajuk bagaimana pemagangan dapat memberikan benefit bagi perusahaan di Kantor Kadin Jatim.
Ia mengemukakan, Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan dan relevan dengan dunia kerja.
“Peningkatan kualitas lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan hal yang dibutuhkan saat ini,” katanya.
Terlebih, kata dia, pendidikan mempunyai fungsi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu berperan lebih kreatif dan normatif dalam pembangunan.
“Dalam pelaksanaan program PSG, pendidikan sebagian diselenggarakan di sekolah dan sebagian dilaksanakan di industri,” katanya.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja, lanjut dia, diperlukan sinergitas antara dunia pendidikan dan dunia usaha–dunia industri (DUDI) untuk dapat menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) yang diharapkan
“Salah satu program yang dikembangkan saat ini adalah pemagangan yang dapat berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL),” katanya.
Ia menjelaskan, permasalahannya apakah kegiatan tersebut telah memberikan keuntungan bagi perusahaan selain sebagai kewajiban atau malah jadi beban.
“Untuk itu perlu ada pola dan sistem yang tepat agar kegiatan tersebut dapat memberi manfaat kepada semua pihak,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Andreas Gosche dari IHK (KADIN) Trier Jerman mengatakan, di negara asalnya, para siswa belajar selama lima hari di mana tiga hari merupakan brlajar praktik dan sisanya belajar di sekolah.
“Artinya kalau siswa tersebut sudah selesai sekolah maka sudah siap untuk masuk kedalam dunia kerja sesuai uang dibutuhkan. Di Jerman saat ini yang banyak adalah industri manufaktur, tetapi apapun perusahaannya tetap pola pemagangan itu perlu diterapkan,” katanya.
Menurutnya, banyak keuntungan yang didapatkan di antaranya perusahaan tidak perlu lagi melakukan tes terhadap calon pegawai, karena dari siswa magang sudah diketahui bagaimana kerja yang dilakukannya.
“Termasuk kebutuhan dari perusahaan seperti apa, sudah ditetapkan sejak siswa tersebut magang di sebuah perusahaan,” katanya.(ma)

Tags: