BLH Himbau JOB PPEJ Segera Tanam Peredam Alami

Bambang Irawan (Sekretaris BLK Kabupaten Tuban.

Bambang Irawan (Sekretaris BLK Kabupaten Tuban.

(Suara Bising Diambang Batas)
Tuban, Bhirawa.
Lagi-lagi warga warga Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban dalam sebulan terakhir mengeluhkan suara bising mengganggu pendengaran warga saat malam hari yang disinyalir kuat dari proses Eksploitasi Sumur Mudi di sekitar Tapak Sumur (Pad) A, Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ).
”Suaranya memekakakan telingan ketika malam tiba,” kata seorang warga yang meminta identitasnya tidak disebutkan (7/6).
Dia menjelaskan, suara bising tersebut sudah berlangsung lama. Tetapi suaranya lebih terasa saat malam hari dibandingkan waktu siang. Bersama warga lainnya beberapa kali telah melaporkan hal tersebut ke Pemerintah Desa (Pemdes).
Tetapi, entah bagaimana prosesnya hingga kini suara bising semakin keras. Pihaknya meminta pihak perusahaan harus mengkroscek langsung ke lapangan. Sebab, kebisingan tersebut berpengaruh terhadap anak dibawah umur, dan orang Lanjut Usia (Lansia).
“Kalau tidak percaya silahkan dengarkan saat malam hari diatas pukul 21:00 WIB,” imbuhnya.
Kepala Desa Rahayu, Sukisno, tidak menampik soal kebisingan tersebut. Dia menyebut, bising menjadi salah satu dampak dari aktivitas industri Migas di tanah kerlahirannya.”Selain bising, panas, serta debu terus dirasakan warga sini,” sambungnya.
Pihaknya sudah beberapa kali mengingatkan soal suara bising kepada operator. Tetapi jawabannya hanya bakal diupayakan untuk perbaikan terus saja.”Jelasnya warga yang lebih merasakan karena dekat dengan Pad A,” jelasnya.
Selain berkoordinasi dengan JOB P-PEJ, Pemdes juga melaporkan insiden tersebut ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) Tuban. Beberapa waktu lalu BLH juga mendatangi lokasi langsung.
“Hasilnya dibenarkan suara bising sudah diambang batas,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Tuban meminta JOB P-PEJ segera menanam tumbuhan tinggi di sekitar Tapak Sumur Pad A, di Desa Rahayu, Kecamatan Soko. Sebab, tanaman tinggi tersebut berfungsi sebagai peredam suara bising dari proses eksploitasi minyak.
“Perusahaan harus mempertimbangkan solusi ini,” kata Bambang Irawan Sekretaris BLH Tuban (7/6).
Usulan tersebut berdasar atas keluhan warga Rahayu beberapa waktu lalu. Ketika timnya ke lokasi, juga merasakan apa yang dialami warga ring 1 JOB P-PEJ. “Rata-rata warga mengaku waktu istirahatnya berkurang saat malam hari,” imbuh Bambang.
Hasil pemantauan tim BLH di lapangan, peredam alami hanya tumbuh di sebelah utara Pad A. Sedangkan untuk sisi timur, selatan dan barat belum ada peredamnya. Selain Bambu, semua jenis tanaman tinggi juga mampu meredam kebisingan mesin produksi.
Dengan catatan cara menanamnya hanya berjarak 1 sampai 2 meter antar tanaman. Analoginya semakin rapat celah antar daun, semakin nyaring suara bisingnya.
“Meskipun dinilai solutif, tetap ada pertimbangan lain yang harus dipikirkan perusahaan,” jelasnya.
Sementara, Field Admin Superintendent, JOB P-PEJ, Akbar Pradima tidak mengelak soal kebisingan tersebut. Perusahaan akan meningkatkan penghijauan sekitar Pad A, sehingga mampu meredam suara bising.
“Kami akan pertimbangkan solusi dari BLH Tuban, BLH hanya merekomendasikan, soal keputusan ada di tangan JOB P-PEJ” singkatnya. (hud)

Tags: