BLH Jatim Lakukan Proper Lingkungan Terbuka

BLH Provinsi JatimPemprov, Bhirawa
Tahun ini, Pemprov Jatim melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) melangsungkan penilaian proper secara terbuka. Seperti diketahui, proper yang merupakan program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.
Kepala BLH Jatim, Ir Bambang Sadono MM melalui Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Ir Uda Hari Pantjoro mengatakan, keterbukaan proper ini merupakan kali pertama yang dilakukan BLH Jatim, dan berlangsung mulai awal Agustus ini.
“Penilaian proper ini dilakukan bertahap. Sementara ini, banyak perusahaan yang harus berbenah antara dari hasil laporan nantinya harus sesuai dengan kondisi di lapangan. Saat ini hasil penilaian masih belum bisa dilihat karena masih belum sampai tahapan akhir,” katanya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, lanjutnya, proses penilaian proper dilakukan satu per satu perusahaan dengan tim proper. Namun, kini semua perusahaan juga bisa melihat pelaksanaan penilaian proper yang dilakukan BLH Jatim. “Diantara satu orang dengan orang yang lain bisa melihat proper ini,” katanya.
Diakuinya, saat ini memang waktunya untuk membangun sistem tersendiri dalam melangsungkan penilaian proper. “Jika tidak terbuka penilaiannya, maka kedepannya juga akan susah. Untuk itu, kini penilaian dilakukan terbuka. Nanti yang nilainya kurang maka akan diberikan pembinaan,” katanya.
Lebih lanjut, Uda Hari juga mengatakan, BLH Jatim berharap ada perusahaan di Jatim yang bisa kembali meraih peringkat emas pada pelaksanaan Proper 2016. Diantaranya, PHE WMO bisa menjadi wakil perusahaan migas Offshore pertama di Jatim yang bisa meraih Proper Emas di tahun 2016 ini.
“Begitupula perusahaan lainnya juga bisa mengikuti untuk mendapatkan peringkat emas. Seperti PT Semen Indonesia dengan inovasinya, atau PJB PLN (Pembangkit Jawa Bali Perusahaan Listrik Negara) nampaknya juga berpeluang untuk mendapatkan peringkat terbaik, dan saya rasa masih banyak lagi,” katanya.
Dikatakan pula, kalau penilaian proper kali ini tidak semata-mata menilai kinerja industri tersebut namun juga penilaian kinerja bagi BLH Jatim. “Jika ada perusahaan yang mendapatkan penilaian merah berturut-turut, maka kami harus bisa membinanya sampai penilai propernya itu
membaik,” katanya. [rac]

Tags: