BNN Pusat Atensi Temuan, BBPOM Sebut Sudah Miliki Kode BPOM RI

Petugas Kecamatan Tambaksari menyosialisasikan kepada siswa-siswi SDN Pacar Keling akan bahaya permen berbentuk dot yang diduga mengandung narkoba, Selasa (7/3) kemarin. [gegeh bagus setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Kehebohan permen dot yang diduga mengandung narkoba di Surabaya, tidak hanya menyedot perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Balai Pusat Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya saja. Temuan permen yang menjadi konsumsi anak-anak ini juga mendapat atensi dari BNN pusat.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Fatkhur Rahman. Menurutnya, hasil pengambilan sampel yang dilakukan BNN Kota Surabaya ternyata dilirik BNN pusat. Dengan kata lain, temuan yang dilakukan BNNP Jatim atau BNN Kota Surabaya pasti dilaporkan ke pusat. Karena kasus permen dot menyita perhatian nasional, BNN pusat pun ikut melakukan pengujian terhadap permen tersebut.
“Karena menjadi isu nasional, kasus permen dot ini mendapat atensi dari BNN pusat. Nantinya pusat juga akan menguji lab permen ini,” kata Brigjen Pol Fatkhur Rahman, Rabu (8/3).
Senada dengan Fatkhur, Kepala BNN Kota Surabaya AKBP Suparti mengiyakan bahwa kasus permen dot di Surabaya mendapat atensi BNN pusat. Bahkan, Deputi Bidang Pemberantasan BNN Pusat Irjen Pol Arman Depari meminta BNN Kota Surabaya untuk mengirimkan sampel permen dot ke Jakarta. “Iya, Pak Deputi meminta sampel permen dot agar dikirim ke Jakarta. Nantinya sampel permen dot ini akan diuji di fasilitas laboratorium milik BNN,” jelasnya.
Meskipun menjadi isu nasional, Suparti belum mendengar kabar jika permen serupa beredar di Jakarta. Menurutnya, peredaran permen dot ini kemungkinan hanya di Kota Surabaya. Meski demikian mantan Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya ini memberikan imbauan dan edukasi tentang pemberian makanan yang sehat bagi anak.
Bahkan, Suparti mengharapkan para orangtua untuk membawakan bekal makanan dari rumah untuk anak. Selain sosialisasi kepada orangtua, pihaknya mengaku melakukan sosialisasi terhadap penjual makanan anak-anak. Sebab, kebanyakan penjual masih awam dan tidak mengetahui jajanan yang dititipkan di warung maupun kedai miliknya.
“Kadang pedagang memang tidak tahu, yang penting dititipi dagangan kemudian dijualnya. Mereka berpikiran bahwa kemasan jajanan yang bagus, bisa dengan bebasnya dikonsumsi anak begitu saja. Intinya jangan hanya cari untung saja, tetapi harus dilihat dulu apakah dagangan itu layak dikonsumsi bagi anak atau tidak. Makanya selain orangtua, kami juga memberikan edukasi kepada para pedagang makanan anak-anak, terutama di lingkungan sekolahan,” ungkap Suparti.
Ditanya perihal hasil uji lab sampel permen dot oleh BNN Kota Surabaya, Suparti menambahkan, masih menunggu hasil uji lab yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri cabang Surabaya di Polda Jatim. Namun Suparti meyakini hasil uji lab yang dilakukan Puslabfor akan segera keluar.

Tags: