BNNP Jatim Fasilitasi Mantan Pecandu Narkoba dengan Berbisnis Kopi

Kepala BNNP Jatim, Brigjen Pol Bambang Budi Santoso (tengah) menikmati secangkir kopi racikan mantan pecandu narkoba. [abednego/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Stigma negatif selalu muncul terhadap para pecandu narkoba. Di tangan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim, para pecandu narkoba diberi kesempatan untuk mengubah stigma negatif yang tak jarang menimpanya. Melalui bisnis kopi dengan media Food Truck Kopi Jendral, BNNP Jatim mencoba mengembalikan rasa percaya diri mereka sebelum nantinya kembali ke rumah dan masyarakat.
“Ini merupakan salah satu wujud kepedulian kita terhadap anak-anak (mantan pecandu narkoba). Bukan terus kalau lu nangkep, langsung tembak mati. Kita berikan kepercayaan diri dan keterampilan kepada mereka, dengan harapan nantinya dapat diterima di masyarakat dan bisa bekerja sesuai keterampilannya,” kata Kepala BNNP Jating Brigjen Pol Bambang Budi Santoso, Minggu (25/11).
Bambang menjelaskan, cara ini dilakukan untuk mengembalikan rasa percaya diri dari mantan para pecandu usai menjalani rehabilitasi. Setelah melakukan tes minat dan bakat, ternyata banyak yang menginginkan untuk berwirausaha, salah satunya dengan meracik kopi. “Kemampuan mereka bukan hanya meracik kopi saja lho. Tapi bisa juga membuat green tea layaknya di Starbuck,” jelasnya.
Tak hanya Food Truck saja, sambung Bambang, BNNP Jatim bersama lembaga rehabilitasi di Jawa Timur mengadakan kewirausahaan lainnya. Dan juga melalui program CSR (Corporate Social Responsibility), nantinya akan memfasilitasi keterampilan maupun bisnis apa yang diminati oleh anak-anak ini.
“Ada yang mau sablon, kami sediakan atau yang lainnya. Upaya ini memang untuk memacu mereka supaya bangkit,” ungkapnya.
Masih kata Bambang, salah seorang mantan pecandu ini ada yang merupakan anak anggota (penegak hukum). Dia berkeinginan sebelum kembali ke kampung halamanya di luar Pulau Jawa, dirinya memiliki keterampilan dalam meracik kopi. Sehingga pada saat nanti di kampung halamannya, keterampilan tersebut bisa digunakannya sebagai mata pencahariannya.
“Kita berharap teman-teman CSR untuk kepeduliannya memberikan modal usaha bagi mereka. Agar nantinya mereka tidak jatuh ke lubang yang sama. Bahkan siapapun yang mau mengundang Food Truck ini, silakan. Semisal bisa diikutkan dalam kegiatan Car Free Day dan sejenisnya,” ucapnya.
Bambang menambahkan, bidang rehabilitasi ini memang tidak pernah terekspos. Biasanya yang terekspose hanya bidang penindakan. Kalau sudah menangkap orang, langsung tembak mati dan berapa kilo narkoba yang diamankan. “Hanya itu yang terekspos. Padahal ada yang lebih seksi tetapi tidak pernah terekspos, yaitu rehabilitasi. Inilah yang paling berat wujudnya, setelah selesai rehabilitasi kemudian dia akan kembali lagi kembali ke masyarakat. Nah, di sinilah kita perlu memberikan keterampilan dan rasa percaya diri kepada mereka,” tegasnya.
Sementara itu, Kasi Pasca Rehabilitasi BNNP Jatim Peni Ratna menambahkan, sudah sekitar seminggu ini, Food Truck berjualan di kawasan Korem Bhaskarajaya. Dari sana sekitar 15 cup kopi berhasil dijual dari anak-anak mantan pecandu narkoba. Nantinya Food Truck ini akan terus mobile di wilayah Surabaya, terutama pada event-event tertentu.
“Kami menjual dengan harga Rp 5 ribu per cup-nya, dan memang beberapa hari kami turun, cukup banyak peminatnya,” tambahknya. [bed]

Tags: