BNNP Jawa Timur Imbau Siswa SMAMDA Jauhi Narkoba

Kepala BNNP Jatim bersama Kasek SMAMDA dan siswa dalam diskusi Narkoba. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Untuk mencegah dan mengantisipasi peredaran Narkoba dikalangan pelajar. Sebanyak 1.400 siswa dan siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA), telah mendapatkan pemahaman tentang bahaya Narkoba, serta bagaimana cara mencegah dan mengantisipasinya.
Kepala BNN Propinsi Jatim, Brigjen Pol Drs Fatkhul Rachman SH MM selaku Alumni SMAMDA 1981 hadir langsung untuk memberikan materi-materi pemahaman kepada seluruh siswa SMAMDA mulai kelas X, XI dan XII, pada Senin (24/7) di Auditorium SMAMDA. Ia menghimbau kepada suluruh pelajar di Jatim, khususnya di SMAMDA agar menjauhi Narkoba.
”Narkoba itu sudah ada di sekitar kita. Jika dahulu Narkoba hanya ada di kota besar, namun sekarang sudah ada di kampung-kampung, bahkan di sekolah-sekolah,” katanya.
Menurutnya, kini jumlah pengguna narkotika di Jatim menempati peringkat kedua terbanyak di Indonesia setelah Propinsi Jawa Barat. Jumlah pengguna Narkotika di Jatim mencapai hampir 900 ribu orang. Dari jumlah itu didominasi usia produktif yakni 15 hingga 35 tahun. ”Mereka kebanyakan berstatus pelajar, mahasiswa maupun para pekerja usia muda. Narkotika yang dikonsumsi kebanyakan jenis shabu, ganja dan ekstasi,” ujar Brigjen Fathkur Rahman.
Masih, menurut Fathkur Rahman, hingga kini BNNP Jatim belum menemukan jenis narkotika baru yang diedarkan di Jatim. Ia berharap agar jenis narkotika turunan dari ganja yakni Plaka dari Amerika tidak masuk ke Indonesia. ”Mudah-mudahan tidak beredar di sini. Kalau beredar bahaya, karena yang bersangkutan akan kehilangan akal sehat, mirip orang gila. Sukanya menyakiti orang dan menyakiti diri sendiri,” tegasnya.
Kepala SMAMDA, Dra Wigatiningsih menuturkan, kegiatn ini dilakukan untuk memberikan pembelajaran, pemahaman akan bahayanya Narkoba. Kita juga akan melakukan tindakan preventif, bagaimanapun juga orang sukses itu harus mempunyai lima kecerdasan, diantaranya kecerdasan spiritual, kecedasan emosi, kecerdasan intelektual, kecerdasan kreativitas dan adversity. ”Orang tidak akan bisa kuat adversitynya, tidak akan tangguh kalau orang itu terkena Narkoba. Jadi indikator salah satunya adalah orang tidak akan cerdas kalau sudah terkena Narkoba,” tuturnya.
Oleh karena itu, jalan satu-satunya kami melakukan tindakan preventif untuk memberikan pembelajaran kepada anak-anak, karena masa depan yang luar biasa itu sudah menunggu di depan mata. Makanya dari sekarang harus terus dihindari yang namanya Narkoba. ”Dengan diberikannya pengetahuan ini, maka peredaran Narkoba di kalangan pelajar akan bisa diantisipasi. Kita ingin anak-anak bebas dari peredaran obat haram ini,” tutur Wigatingsih. [ach]

Tags: