BNP2TKI Tawarkan 4.013 Lowongan Kerja ke Luar Negeri

3-Foto _tam (3)Surabaya, Bhirawa
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih menjadi incaran di pasar kerja internasional. Kali ini, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menawarkan 4.013 lowongan kerja (Lowker) untuk disalurkan ke negara-negara Asia hingga Eropa.
Tawaran itu dibuka dalam job fair yang digelar BNP2TKI di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Rabu (19/11). Direktur BNP2TKI Naekma menjelaskan, pihak pemerintah tengah berupaya mendekatkan para pencari kerja dengan penyalur tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Ada sejumlah bidang yang ditawarkan, diantaranya ialah bidang manufaktur, konstruksi, perkebunan dan bidang kesehatan. “Paling banyak dibutuhkan ialah tenaga kerja kesehatan,” kata dia.
Naekma menjelaskan, tawaran ini merupakan peluang besar bagi masyarakat yang ingin mengadu nasib ke luar negeri. Seluruh lowongan yang tersedia tersebut merupakan pekerjaan sektor formal. Karena itu, dia menegaskan, pencari kerja harus benar-benar memiliki bakat dan kompetensi tertentu. Lebih-lebih jika memiliki sertifikat kompetensi.
“Selama ini permasalahan kita ada pada sertifikat kompetensi. Karena itu, banyak TKI yang bekerja di sektor informal seperti menjadi pembantu rumah tangga,” kata dia. Pada momentum Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mendatang, Naekma menegaskan sertifikat kompetensi menjadi kunci utama persaingan tenaga kerja internasional.
Kepala UPT Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P3TKI) Surabaya Agus Heri Santoso menambahkan, pencari kerja yang paling diutamakan adalah mereka yang memiliki kompetensi. Karena itu, lulusan SMK lebih diutamakan. Kecuali di bidang kesehatan, pekerjaan ini membutuhkan tenaga kerja lulus sarjana.
“Sebenarnya masalah kompetensi teknis masih mudah diatasi dengan persiapan dan pelatihan khusus. Tetapi kita sering kalah bersaing karena terkendala persoalan bahasa,” tutur Agus.
Dalam kesempatan tersebut, lowongan kerja sengaja dibuka hanya untuk sektor formal. Sebab, saat ini pemerintah tengah burapaya meniadakan pengiriman tenaga kerja sektor informal secara bertahap. Karena itu, pemerintah juga tengah mendorong pendidikan berbasis kompetensi untuk melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dan siap kerja. Salah satunya ialah lulusan SMK.
“Saat ini perbandingan antara pekerja sektor formal dengan informal sudah mencapai 70 : 30. Kami targetkan, 2017 mendatang zero tenaga kerja informal dari Indonesia,” pungkas Agus. [tam]

Keterangan Foto : Pengunjung job fair tenaga kerja internasional dapat berinteraksi langsung dengan penyalur TKI di Untag Surabaya. [adit hananta utama/ bhirawa]

Tags: