Bodoh Pangkal Kesuksesan

Oleh :
Ahmad Fatoni
Dosen Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Malang

Suatu hari, Tommy kecil–panggilan Thomas Alva Edison–yang agak tuli dan bodoh itu baru saja pulang dari sekolah sambil membawa sepucuk surat dari gurunya. Ia kemudian memberikan surat tersebut pada ibunya, Nancy Edison. Dalam suratnya, guru Tommy menjelaskan bahwa Tommy adalah anak yang sangat bodoh. Karena itu pihak sekolah meminta Nancy untuk mengeluarkannya dari sekolah.

Nancy sangat terkejut saat mengetahui isi surat tersebut. Ia kemudian bertekad untuk mendidik dan mengajar Tommy dengan tangannya sendiri dan ingin membuktikan pada semua orang jika buah hatinya bukanlah anak bodoh.

Sekarang siapa yang tak kenal Tommy. Anak yang dulunya dianggap bodoh dan lamban itu adalah ilmuwan jenius yang berhasil menemukan bola lampu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia setelah melakukan lebih dari 2.000 eksperimen. Ibunyalah yang membuat mata dunia sadar bahwa Thomas Alva Edison yang hanya mengenyam pendidikan formal selama tiga bulan itu adalah seorang anak yang jenius.

Hampir semasa hidupnya Edison menderita pendengaran yang lemah. Kendati begitu, dia mampu mengatasi hambatan itu dengan kerja kerasnya yang mengagumkan. Ia percaya bahwa kesuksesan itu adalah 10% bakat dan 90% kerja keras. Ilmuwan serba bisa ini kemudian menghasilkan sekitar 1300 temuan. Sebuah jumlah yang fantantis dan sulit mencari tandingannya. Pada tahun 1928 Edison menerima penghargaan berupa sebuah medali khusus dari Kongres Amerika Serikat.

Belajar dari kisah hidup Edison, ternyata bodoh bukan berarti harus gagal. Sebaliknya, pintar juga tidak selalu identik dengan kesuksesan. Kebodohan dan kepintaran adalah sesuatu yang relatif. Seseorang yang pintar bisa saja menjadi bodoh dalam suatu hal. Begitu pula seseorang yang bodoh bisa saja menjadi pintar dalam hal tertentu. Seseorang tidak mungkin pintar dalam semua hal dan seseorang yang bodoh tidak mungkin juga bodoh dalam semua hal.

Kita dibuat terhenyak saat memahami sosok pengusaha yang unik dan nyentrik bernama Bob Sadino. Dalam buku Belajar Goblok dari Bob Sadino (2017), Dodi Mawardi mengulas ide utama Bob Sadino yang mengatakan, “Seorang pria yang cerdas biasanya memiliki ide-ide cerdas, mungkin bahkan terlalu banyak ide, dan pada akhirnya tidak ada idenya yang menjadi kenyataan. Seorang pria yang bodoh mungkin hanya memiliki satu ide dan gagasan itu adalah satu-satunya pilihan dan kemudian dia menerapkannya.” Bob Sadino seolah memerankan dirinya seperti orang bodoh yang ingin fokus dalam satu pekerjaan karena tidak banyak pilihan baginya, tidak seperti orang pintar yang terlalu banyak berfikir tentang pekerjaan.

Bob Sadino membuktikan, siapa pun berhak menjadi orang sukses. Dalam buku The Stupid Men karya Hotimah (2018) juga diceritakan tokoh-tokoh mulai dari kalangan ilmuwan, politisi, pengusaha, sutradara, sastrawan sampai olahragawan, yang pada awalnya dianggap bodoh oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya dianggap bodoh, bahkan ada yang dianggap gila. Namun kebodohan dan kegilaan itu pada titik tertentu berbalik 180 derajat. Lewat hasil-hasil temuan mereka menunjukkan kepintaran yang luar biasa. Bahkan karya-karya mereka menyuguhkan pengaruh besar hingga menghebohkan dunia.

Albert Einstein, misalnya. Seorang ilmuwan yang hebat di bidang ilmu fisika itu telah berjasa dengan teori relativitasnya. Tidak semua orang tahu jika Einstein pada masa kecilnya adalah murid yang bebal dan bodoh. Einstein belum dapat berbicara sampai ia berusia 4 tahun dan tidak bisa membaca sampai berusia 7 tahun. Gurunya menggambarkan Einstein seorang yang lamban ingatannya dan selalu terlena dalam lamunan. Karena kebodohannya ia kemudian dikeluarkan dari sekolah tempat ia belajar.

Namun setelah kematiannya, keberadaan Einstein melahirkan inspirasi yang dahsyat bagi banyak novelis, film, dan permainan. Einstein adalah sosok favorit sebagai ilmuwan pemberontak, gila, dan pelamun dengan ekspresi wajah serta model rambut yang amat mencolok.

Ilmuwan lainnya adalah Charles Robert Darwin, seorang ahli biologi terpopuler sepanjang sejarah. Nama Darwin biasanya dikaitkan dengan Teori evolusi tentang asal usul makhluk hidup. Toh demikian, benarkah tokoh yang begitu melegenda sepanjang masa itu seorang yang cerdas dan selalu sukses seumur hidupnya? Tidak. Darwin bukanlah seorang yang cerdas. Sejak masa anak-anak Darwin dianggap oleh gurunya sebagai anak yang kecerdasannya di bawah standar umum.

Dari kalangan politisi terdapat Winston Churchill, penggagas hak asasi manusia. Nama Churchill tentu tidak asing di dunia perpolitikan internasional. Ia seorang negarawan, ahli pidato, pakar strategi, dan mantan Perdana Menteri Inggris. Churchill juga seorang anggota Angkatan Laut Perang Inggris, pengarang yang cemerlang dan pernah memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1953 untuk tulisan sejarahnya.

Akan tetapi, di balik semua kesuksesan, kepandaian, dan ketenarannya, ternyata Churchill pernah tidak naik di kelas 6 Sekolah Dasar. Masa kanak-kanak dan mudanya memang dihabiskan untuk ketololan dan kebodohan yang tidak perlu. Ia pun baru menjadi Perdana Menteri Inggris di usianya yang ke-62 tahun. Sumbangan-sumbangan terbesarnya pun muncul ketika ia sudah tua.

Bagi penggemar karya sastra, nama Leo Tolstoy tentu sangat populer. Pengarang novel War and Peace, Anna Karenina, Kematian Ivan Ilych dan Hadji Murad ini adalah seorang sastrawaan Rusia abad ke-19. Nama besar Leo Tolstoy dikenal karena gagasan-gagasannya tentang perlawanan tanpa kekerasan. Gagasan tersebut mempengaruhi tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr. Sungguh tenar nama Leo Tolstoy. Namun tidak semua orang tahu bahwa Leo Tolstoy pernah gagal kuliahnya.

Menyimak kisah hidup orang-orang bodoh di atas, menohok kesadaran siapa pun bahwa kebodohan bukan akhir dari segalanya. Bodoh pun bisa menjadi pangkal kesuksesan asal diiringi dengan kerja keras. Simak saja pengalaman Thomas Alva Edison. Ia baru berhasil menemukan bola lampu setelah mengalami 2000 kegagalan. Ketika seorang sastrawan mewawancarainya, Edison menjawab “Tidak satu kali pun aku gagal, hanya saja aku perlu melewati 2000 tahap untuk menciptakannya.”

Demikian kisah orang-orang bodoh yang secara tidak langsung ingin menyadarkan setiap diri kita agar selalu bersikap bijak dan tidak menganggap orang lain bodoh. Sebaliknya, bagi Anda yang merasa bodoh, tidak perlu merasa berkecil hati. Kebodohan bukanlah sesuatu yang harus disesali dan dibiarkan. Sekelumit kisah orang-orang bodoh di atas mengafirmasi bahwa kebodohan bukan halangan bagi seseorang untuk meraih puncak kesuksesan.

———– *** ————-

Rate this article!
Bodoh Pangkal Kesuksesan,5 / 5 ( 2votes )
Tags: