Bogo Gelar Festival Kelor dan Launching Gubuk Kelor Tunjungwati di Bojonegoro

Bojonegoro,Bhirawa
Pelaksanaan Bogo Kelor Festival dan Gubuk Kelor Tunjungwati yang resmi dibuka oleh Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah di lapangan Desa Bogo Kecamatan, Kapas Kabupaten Bojonegoro, kemarin (14/1). Diharapkan festival ini bisa menginspirasi desa lain. Sebab, di pameran itu ada berbagai macam aneka produk olahan dari bahan tananam kelor.
Beberapa jenis olahan yang dipamerkan adalah berasal dari daun Kelor. Mulai dari Teh kelor, serbuk kelor, kerupuk kelor, Brownis Kelor, Putu Ayu, Mie Kelor dan olahan-olahan lainya yang berasal dari daun kelor. Selain itu, ada juga minuman segar yang berbahan dari tanaman kelor.
Diangkatnya Kelor sebagai festival oleh Desa Bogo lantaran di desa ini banyak masyarakat yang menanam pohon Kelor. Bahkan, ada juga tempat khusus seluas 2 hektar yang ditanami oleh pohon kelor.
Menurut Kepala Desa Bogo, Mursid yang memprakarsai pelaksanaan festival menuturkan, bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar pameran produk olahan tanaman kelor saja.
“Desanya memang terkenal dengan sentranya kelor, mulai dari pembibitan, penanaman hingga produksi kelor. Maka agar produksi kelornya ini lebih dikenal lagi dikalangan masyarakat Bojonegoro maupun luar daerah, maka pihaknya menggelar festival kelor ini,” ujarnya.
Lanjutnya, pelaksanaan festival ini baru kali pertama digelar. Sebelumnya banyak masyarakat yang beranggapan bahwa kelor adalah tanaman mistis, tetapi setelah kita pelajari ternyata kaya akan manfaatnya dan nutrisi.
“Tanaman kelor merupakan, tanaman yang mengandung nutrisi, akhirnya terjadilah gelar festival kelor ini,” tandasnya.
Mursid menjelaskan pihak Desa Bogo kedepanya berencana akan menggelar bogo kelor festival sebagai even tahunan. Serta berharap dengan adanya acara seperti ini bisa menambah semangat warga dan menambah ekonomi kerakyatan di Desa setempat.
Acara Bogo Kelor Festival sendiri berlangsung selama tiga hari, mulai hari minggu sampai hari selasa. Tak hanya itu berbagai rangkaian acara mulai dari jalan santai, lomba mewarnai tingkat TK dan PIAUD hingga launcing Gubuk Kelor Tanjungwati (GKT).
“Dengan adanya gubuk ini diharapkan bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak, kalau untuk sekarang alhamdulillah sudah ada 10 pekerja sehingga masyarakat sini tidak perlu jauh-jauh untuk mencari kerja,” pungkasnya.
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’ awanah ketika membuka festival, mengaku senang dan bangga atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, ini merupakan gebrakan luar biasa di Desa Bogo. Ia berharap ke depan kelor bisa menjadi salah satu ikon desa Bogo.
“Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya Festival Kelor ini, Ia berharap untuk masing-masing desa nantinya mempunyai ikon,” tambahnya. [bas]