Bojonegoro Krisis Guru Pendidikan Agama Islam

Pelayanan Dispenduk Capil Bondowoso yang selalu dipenuhi masyarakat untuk melakukan pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran (samsul Tahar/Bhirawa)

Pelayanan Dispenduk Capil Bondowoso yang selalu dipenuhi masyarakat untuk melakukan pengurusan KTP, KK dan Akte Kelahiran (samsul Tahar/Bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Guru yang menanamkan akhlak dan budi pekerti kepada anak didik di kota ledre sangat njomplang dibanding kebutuhan. Idealnya, satu sekolah minimal memiliki satu guru PAI. Rasio tersebut sejak enam tahun hingga sekarang belum bisa terpenuhi.
Dengan otomatis Kementerian Agama (kemenag) Kabupaten Bojonegoro masih membutuhkan tambahan guru tenaga Pendidikan Agama Islam (PAI) diwilayahnya. Hal itu disampaikan oleh Seksi Pendidikan Agama Kemenag Kabupaten Bojonegoro Abdul Wahid, Kamis (3/11) kemarin.
Abdul Wahid mengatakan, saat ini baru ada sebanyak 409 orang. Sedangkan kita membutuhkan 931 tenaga pendidik agam Islam. “Rata-rata jumlah guru PAI hanya satu orang per dua sekolah sehingga mereka harus merangkap di lembaga lain,” kata dia.
Menurutnya, saat ini mengalami sangat krisis. Karena sejak tahun 2010 belum ada rekrutmen CPNS baru. “Jika tidak ada perekrutmen CPNS, maka guru PAI tahun 2020 sisa 160 orang,” ucapnya. Hal itu setiap tahunnya sekitar 50-60 guru pensiun. Jadi otomatis kekurangan guru PAI itu di Kabupaten Bojonegoro sangat kritis.
Saat ini guru agama tingkat SD hanya ada 433 guru sementara ada 761 lembaga sekolah, tingkat SMP ada 61 guru sementara total lembaga ada 49 lembaga tingkat SMA/SMA total ada 32 gurusementara ada 36 lembaga yang harus diajar. [bas]

Tags: