Bojonegoro Masih Berlakukan Status KLB DB

Bojonegoro masih waspada status KLB Demam Berdarah, seorang petugas sedang melakukan pemfogingan diwilayah kota Bojonegoro. (Achmad Basir/bhirawa)

Bojonegoro masih waspada status KLB Demam Berdarah, seorang petugas sedang melakukan pemfogingan diwilayah kota Bojonegoro. (Achmad Basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) sampai saat ini masih menyatakan jika status Kejadian Luar Biasa (KLB) Deman Berdarah (DB) di Kabupaten Bojonegoro masih berlaku. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Dr Sunhadi melalui Kabid Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (PKM), Suharto, Selasa (12/5) kemarin.
Menurutnya, status KLB wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bojonegoro masih berlaku sampai saat ini, dan itu sudah tertuang dalam SK Bupati Bojonegoro No. 188/79/KEP/412.11/-2015 tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) tertanggal 6 Pebruari 2015 berlaku sampai akhir bulan Mei 2015 mendatang. “Jadi sampai sekarang Bojonegoro masih berstatus KLB DBD,” tegasnya.
Disampaikan, jika sampai awal bulan Mei kasus DBD memang mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya namun hal itu tidak langsung membuat status KLB dicabut. “Sesuai SK status KLB DBD sampai akhir bulan ini, nantinya apakah itu berhenti atau diperpanjang tergantung kondisi.Dan hal itu menunggu petunjuk dari Bupati,” jelasnya.
Sementara itu data yang ada dikantor Dinas Kesehatan menyebutkan, di Kabupaten Bojonegoro sampai awal bulai Mei 2015 sekarang ini tercatat ada lima kasus Demam Berdaran Dangue (DBD) yang berakhir dengan meninggal dunia atau tidak bisa diselamatkan.
Lima korban meninggal dunia akibat DBD yaitu dua dari Kecamatan Gayam, dua kecamatan Kota Bojonegoro dan satu kecamatan Kedungadem. Saat dikonfirmasi terpisah Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Dr Wheny Dyah P membenarkan hal tersebut. “Sampai awal Mei 2015 memang sudah ada trend penurunan kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) dikabupaten Bojonegoro hal tersebut juga harus menjadi perhatian karena saat ini bulan-bulan pergantian musim,” terangnya.
Dikatakan, Januari 2015 ada 99 kasus DBD 1 meninggal dunia, Februari ada 91 kasus 2 meninggal dunia, Maret 73 kasus 1 meninggal dunia, April 29 kasus 0 meninggal dunia dan sampai awal Mei ini sudah ada 2 kasus DBD 1 meninggal dunia. “Dari 28 Kecamatan yang ada di wilayah Bojonegoro daerah endemis terjadi di 25 desa di kecamatan Baureno, Balen, Kalitidu, Kapas, Kedungadem, Gayam, Ngraho, Padangan dan Purwosari,” pungkasnya.
Bahkan selain itu pihaknya juga melakukan upaya pencegahan penyerangan DBD dengan melakukan fogging dikawasan-kawasan endemis yaitu kawasan kumuh dan berpenduduk padat. Dan sejauh ini sendiri kegiatan tersebut dilaksanakan sebanyak 72 kali. “Kami selalu mengadakan pertemuan dengan Puskesmas untuk melakukan pencegahan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD),” imbuhnya. [bas]

Tags: